Saya memiliki teman yang fobia terhadap karet gelang. Kalau melihat karet gelang pasti akan marah dan meminta untuk disingkirkan.
Fobia memang seringkali tidak masuk akal jika dilihat oleh orang yang tidak terjangkiti, itulah alasannya tidak jarang  orang yang dijangkiti fobia terhadap apapun diledek bahkan dirundung oleh orang sekitar yang mengetahui fobia yang menjangkitinya.
Menurut KBBI makna dari fobia adalah :
fo*bia n ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya.Â
Ada lingkaran sehingga membuat fobia sampai menurunkan kualitas hidup seseorang. Sebelumnya produktivitas akan terhambat karena orang fobia memiliki ketakutan yang berlebihan sehingga menahan mental (mentally block) seseorang yang membuat seseorang berhenti untuk melangkah agar berada dalam posisi nyaman.
Fobia bisa menjangkiti banyak hal dan banyak yang saya baru tahu. Kemarin saya menemukan istilah scriptophobia dan graphophobia.
Scriptophobia dan graphophobia bisa menjadikan seseorang yang terkena fobia memiliki ketakutan berlebih bahkan sampai terkena serangan panik.Â
Saya jarang membaca artikel berbahasa Indonesia tentang kedua fobia ini, sepertinya kedua fobia ini belum dianggap sangat mengganggu atau jarang menyerang sehingga sedikit artikel yang menuliskannya.Â
Sedangkan artikel lebih banyak berbahasa Inggris, bahkan ada satu situs khusus untuk scriptophobia dengan jargon Where writers help writers in a supportive and encouraging community.Â
Scriptophobia sendiri dijelaskan sebagai ketakutan ekstrim untuk menulis di depan umum.Â
Sedangkan graphophobia  lebih spesifik lagi yaitu terkait dengan ketakutan yang berlebihan dan seringkali irasional terhadap tulisan tangan.
Orang yang terkena fobia ini banyak yang tidak dapat melakukan pekerjaan yang membutuhkan penulisan. Tentu akan sangat menyulitkan jika yang terkena fobia ini adalah seorang pelajar karena seorang pelajar dituntut untuk dapat menulis di depan umum.Â
Penyebab scriptophobia dan graphophobia diantaranya karena adanya pengalaman negatif sebelumnya. Sehingga di waktu selanjutnya akan timbul kekhawatiran dan ketakutan kalau pengalaman negatif akan terulang kembali.Â
Pengalaman negatif seperti ditolak, diejek, dipermalukan atas apa yang ditulis atau tulisan tangan yang dihasilkan sehingga menciptakan pola pikir yang negatif apalagi sampai tertanam dengan kuat dan ditambah dengan rasa percaya diri yang sangat rendah sehingga timbul ketakutan yang berlebihan jika diharuskan menulis di depan umum.Â
Ketakutan yang lain juga bisa berasal dari saat menuliskan pemikiran pribadi dengan menganggap bahwa konsep yang dibuat akan salah bahkan menghancurkan.Â
Mulut kering, peningkatan detak jantung, telapak tangan yang berkeringat, mual bisa menjadi gejala saat fobia ini menyerang.
Untuk pelajar dengan banyak tugas menulis di papan tulis atau mengerjakan tugas lainnya jika terkena scriptophobia atau graphophobia dimungkinkan berusaha menghindari menulis dengan cara apapun kalau perlu tidak masuk sekolah dengan berbagai keluhan sakit.
Jika oramg tua tidak paham justru akan memperparah fobia anaknya karena menganggap anaknya hanya mengada-ngada. Anak akan bertambah kesulitan dalam menghadapi fobia yang dideritanya.Â
Bisa dibayangkan kalau scriptophobia dan graphophobia menjangkiti orang yang suka kegiatan menulis pasti sangat menghambat produktivitas menulisnya.
Terapi bisa menjadi pilihan bagi penderita yang lebih muda, sedangkan jika menjangkiti orang dewasa langkah awal yang bisa ditempuh adalah  menerima ketakutan yang menjangkiti sehingga akan lebih baik untuk mengatasinya.Â
Cari tempat dan kondisi yang mendukung dan membuat nyaman dalam menulis. Saya suka mendengarkan musik dan sepertinya musik bisa dijadikan pilihan agar suasana nyaman dalam menulis. Cahaya yang cukup, tempat yang nyaman juga bisa jadi pilihan saat menulis.
Membaca agar wawasan menjadi luas -- saya suka membaca kutipan -- sehingga memberikan banyak inspirasi yang akan membantu dalam membuat sebuah tulisan.
Menulis tiap hari walau sederhana, ringan, tidak jelas dan hanya beberapa kalimat ternyata bisa menjadi salah satu cara menghadapi scriptophobia dan graphophobia.
Scriptophobia dan graphophobia penghalang produktivitas menulis namun jika bisa menghadapinya dengan baik, sabar dan terus menerus walau prosesnya perlahan akan bisa mengatasi fobia yang diderita. Tidak kalah pentingnya adalah dukungan dari orang sekitar terutama orang terdekat akan sangat berarti untuk mengatasi scriptophobia dan graphophobia.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Ahad 7 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H