Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca, (Kadang-kadang) Menulis, Menggambar Pola/Gambar Sederhana

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik Pilihan

Suka dan Duka Suasana Mudik

2 Juni 2019   20:00 Diperbarui: 2 Juni 2019   20:30 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tahun jika musim mudik saya kebagian hanya menonton yang mudik karena keluarga besar saya dan suami semua ada di Karawang.

Walau hanya menonton tetapi keriuhan mudik menjadi momen tersendiri bagi saya. Dari kemarin saya sudah melihat-lihat ke jalan yang dijadikan lintasan para pemudik terutama yang menuju jalur pantura.

Pemudik yang menggunakan motor lebih banyak mendominasi karena yang menggunakan mobil banyak yang melewati jalan tol dibanding jalan umum.

Yang berbeda untuk tahun ini biasanya diwaktu yang sama tahun-tahun sebelumnya hari H-4 atau H-3 motor sudah padat dan macet dimana-mana.

Tetapi sudah dua hari ini saya sengaja ingin melihat yang mudik saya menemukan jalanan yang lengang. Mungkin karena saya nonton yang mudiknya siang hari dan para pemudik lebih menyukai jalan malam agar tidak terlalu lelah karena kepanasan.

H-3 jalanan terlihat lengang yang biasanya padat oleh pemudik (Dok.Pri)
H-3 jalanan terlihat lengang yang biasanya padat oleh pemudik (Dok.Pri)
Walau tidak padat dan macet namun masih bisa terlihat para pemudik. Banyak terselip suka dan duka pada momen mudik walau untuk mudik yang duka tidak akan terasa karena tertutupi rasa suka karena berkumpul dengan keluarga besar.

Ada ciri khas yang ditampilkan oleh pemudik atau saya suka mengenali pemudik oleh beberapa ciri khas mereka diantaranya :

1. Melihat plat nomor.
Saya suka mengenali pemudik dengan melihat plat nomor kendaraan yang dikendarai pemudik. Kalau plat nomornya T saya mengira mereka bukan pemudik. Jika bukan T kemungkinan besar pemudik apalagi berjaket dan barang bawaan yang banyak.

 2. Di bagian belakang motornya ditambah kayu sepertinya dimaksudkan sebagai bagasi tambahan untuk menyimpan tas atau barang bawaan.

Bagasi tambahan di belakang motor yang dibuat sendiri (Dok.Pri)
Bagasi tambahan di belakang motor yang dibuat sendiri (Dok.Pri)
3. Tas, dus, atau barang bawaan lain yang disimpan di bagasi buatan. Beberapa tahun ini ada ciri khas yang unik yaitu tulisan lucu yang disimpan dibelakang yang ditempel pada barang bawaan agar bisa dibaca oleh yang dibelakangnya.

Dus, tas, dsn barang bawaan yang disimpan di bagasi buatan (Dok.Pri)
Dus, tas, dsn barang bawaan yang disimpan di bagasi buatan (Dok.Pri)
  4. Kadang berkendaraan sendiri, berdua, dan tidak jarang membawa anak.

Selain ciri khas dari para pemudik ada juga ciri khas yang ditampilkan hanya saat momen mudik, diantaranya :

 1. Banyak belokan yang ditutup guna menghindari kemacetan sehingga jika harus belok harus mencari bundaran. Biasanya ditutup seminggu sebelum lebaran dan dibuka lagi jika liburan Lebaran sudah selesai.


 2. Banyak posko mudik, pengamanan dan kesehatan di sepanjang jalan yang dilalui pemudik. Posko ini sangat membantu jika pemudik membutuhkan informasi, istirahat, atau pengobatan.

Posko keamanan (Dok.Pri)
Posko keamanan (Dok.Pri)
Pos pelayanan kesehatan (Dok.Pri)
Pos pelayanan kesehatan (Dok.Pri)
 3. Pedagang musiman yang menyediakan makanan dan minuman ringan jika ada pemudik yang lelah dan ingin beristirahat. 

Pedagang musiman pinggir jalan (Dok.Pri)
Pedagang musiman pinggir jalan (Dok.Pri)

 4. SPBU yang tidak hanya digunakan sebagai tempat mengisi bahan bakar tetapi juga dijadikan rest area bagi pemudik.

SPBU yang juga dijadikan rest area (Dok.Pri)
SPBU yang juga dijadikan rest area (Dok.Pri)
Kedukaan saat momen mudik diantaranya jika melihat berita berbagai kesulitan, kecelakaan, sampai merenggut nyawa pemudik. Seperti saat saya melihat berita ada pemudik menggunakan mobil tiba-tiba sesak napas, lalu meminggirkan mobilnya, lalu pingsan. Istrinya yang duduk di sampingnya berteriak-teriak memanggil suaminya sambil membalur badan suaminya yang ternyata meninggal di tempat.

Mudah-mudahan pemudik selalu diberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran sampai ke kampung halaman juga saat kembali lagi ke rumah masing-masing.

Selamat mudik dan bertemu keluarga besar, tetap mengutamakan keselamatan saat berkendaraan. Semoga mudiknya menjadi jalan kebaikan dan penuh kebahagiaan serta berkah dari-Nya.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Ahad 2 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun