"Tak apa, malu sesaat tetapi bahagia seterusnya karena ibumu pasti sangat menginginkan keberadaanmu."
Cilia terdiam memikirkan kata-kata ibu. Ibu membujuk Cilia untuk ikut dan meminta ayah mengantarkan ke rumah Cilia agar bisa langsung sampai dan bertemu ibunya. Ayah sangat paham karakter ibu tidak akan berhenti kalau sudah menolong sampai selesai.
Di sepanjang perjalanan Cilia dan ibu banyak berbincang. Sepertinya Cilia mulai mendapat pencerahan dan mengerti bagaimana menjalani kesulitan yang dihadapinya. Selanjutnya banjir air mata terjadi saat Cilia bertemu ibunya yang sudah sangat tua. Setelah pamit mobil meneruskan perjalanan yang sempat tertunda.
Saat pulang tadi Cilia bicara pada ibu,"Saya tidak tahu kenapa Alloh sangat sayang pada saya padahal banyak berbuat dosa sampai dikirimkan nya seorang malaikat berwujud manusia yang bisa menunjukkan jalan menuju pulang bukan ke rumah yang salah." Mereka berdua berpelukan.
Cerita Cilia tidak akan dilupakan siapapun, tahun ini perjalanan mudik kembali dilakukan. Mudah-mudahan petualangan yang didapat tidak semiris tahun kemarin seperti saat bertemu dengan Cilia.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Sabtu 1 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H