Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mudik ke Kampung Bernama Romadhon

5 Mei 2019   11:33 Diperbarui: 5 Mei 2019   11:35 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim mudik belum juga mulai. Untuk kebanyakan orang tradisi mudik terjadi menjelang lebaran. Ajang lebaran digunakan untuk bersilahturahmi dengan keluarga yang ada di kampung halaman sehingga mudik seringkali jadi waktu yang ditunggu dan sangat dipersiapkan jauh-jauh hari.

Bagi orang perantau yang bekerja jauh dari kampung halaman  bekerja selama 11 bulan sengaja menyisihkan gaji lalu ditabung yang akan digunakan sebagai bekal mudik dan keperluan selama di kampung halaman. Suka cita saat sudah sampai di kampung halaman dan bersedih jika selesai waktu berkumpul dan bertemu keluarga. Mudik adalah tradisi dan momen yang ditunggu setiap tahun.

Bagi saya dan keluarga tidak mengalami momen mudik karena tinggal di kota kelahiran. Yang sering kami lakukan jika momen mudik tiba adalah menonton keriuhan para pemudik di jalan raya karena kota kelahiran saya dilalui para pemudik yang menuju kampung halaman mereka.

Walau begitu bukan berarti saya tidak mengalami momen mudik. Jika orang lain mudik saat lebaran ke kampung halaman tempat kelahiran berbeda dengan saya karena momen mudik dirasakan justru saat akan mendatangi bulan Romadhon.

Kenapa saya sampai merasa kalau akan memasuki Romadhon seperti akan mudik ? Jawabannya adalah karena di bulan Romadhon euphoria yang dirasakan bagi saya sama seperti mudik.

Bulan Romadhon adalah momen yang ditunggu selama setahun, perlu mempersiapkan bekal, dan semakin bersuka cita jika sudah akan memasukinya dan ingin cepat-cepat berada didalamnya, bersedih saat berlalu waktunya.

 1. Momen yang ditunggu. 

pixabay.com
pixabay.com
Selama 11 bulan menunggu waktu memasuki momen bahagia bisa bertemu dengan segala hal yang hanya ada di Romadhon.

Semangat dalam ibadah, melakukan kebaikan, berbagi, memperbaiki diri, mengejar kebaikan malam seribu bulan, dan berharap saat selesai diri ini kembali bersih dan mencapai derajat taqwa. Semua bisa dicapai di bulan Romadhon yang membuat menjadi waktu yang ditunggu selama 11 bulan. Saat waktunya tiba saat itulah seperti momen mudik yang ditunggu.

 2. Mempersiapkan bekal.

Persiapan bekal menghadapi Romadhon. (dok.pri)
Persiapan bekal menghadapi Romadhon. (dok.pri)
Karena akan mudik saya suka mempersiapkan apa yang akan diperlukan sebagai bekal selama berada di kampung Romadhon.

Biasanya saya mempersiap Alquran, buku, alat sholat. Sama seperti akan mudik yang perlu panduan dan rencana, bekal, baju baru, tidak lupa persiapan fisik dan mental.

Panduan dan rencana.

Alquran adalah panduan dan menjadi salah satu target, rencana, resolusi selama bulan Romadhon. Mengkhatamkan Alquran adalah rencana dan resolusi setiap Romadhon.

dok.pri
dok.pri

Bagi kebanyak orang mengkhatamkan membaca Alquran berkali-kali adalah hal sederhana dan biasa tetapi bagi saya perlu perjuangan tersendiri mewujudkannya. Buat saya itu adalah momen indah berinteraksi sesuai batas kemampuan saya secara intens dengan petunjuk kehidupan di dunia.

Kalau perlu daftar rencana yang akan dilakukan selama Romadhon dibuat agar bisa jadi pengingat dalam melakukannya.

Bekal

Bekal saya persiapkan dengan membaca literatur seputar Romadhon. Buku-buku yang mengkaji segala seluk beluk Romadhon saya kumpulkan, saya baca, saya kaji. Setiap tahun saya membaca ulang.


Alasan mengapa saya harus mempersiapkan bekal agar puasa saya di bulan Romadhon ini inginnya tidak hanya mendapatkan haus dan lapar, atau sekedar menggugurkan kewajiban ibadah  saja tetapi puasa yang bermakna yang bisa sampai mengantarkan diri saya menjadi lebih baik dan mendapatkan derajat taqwa.

Baju baru

dok.pri
dok.pri
Baju baru saat mudik ke kampung Romadhan adalah mempersiapkan yang akan digunakan saat ibadah selama bulan Romadhon. Saya suka beli mukena yang akan digunakan selama Romadhon, masa iya untuk silahturahmi dengan manusia mempersiapkan terbaik, saat akan beribadah pakai yang itu-itu saja.

Walau tidak mahal tetapi karena baru seringkali menambah semangat dan suka cita dalam melaksanakan ibadahnya. Jadi buat bapak-bapak jangan lupa belikan istrinya mukena baru bukan hanya untuk sholat Hari Raya tetapi justru digunakan saat ibadah bulan Romadhon. Kalau perlu beli dua yang satunya kirim ke saya apalagi mukena yang memiliki motif ciri khas daerah, wah tidak akan di tolak deh, hehehe.

Persiapan fisik dan mental.

Puasa itu perlu kesiapan fisik.dan mental karena kedua hal itu yang digembleng selama puasa. Bukan hanya fisik yang lemas tetapi mental juga digemleng untuk tidak menuruti perilaku yang tidak baik yang akan mengurangi bahkan membatalkan pahala puasanya.

 3. Suka cita di kampung Romadhon.

Saat Romadhon itu suasananya berbeda dibanding bulan yang lain. Jika diibaratkan kampung halaman Romadhon adalah kampung yang penuh suka cita.

Banyak makanan yang hanya banyak tersedia di bulan Romadhon baik makanan untuk buka puasa, sahur, dan nanti pada akhir Romadhon makanan khas saat lebaran tersaji di meja-meja.

Kurma makanan khas berbuka puasa (pixabay.com)
Kurma makanan khas berbuka puasa (pixabay.com)

Waktu ibadah yang atmosfir nya lebih kuat dan nyaris merata di setiap titik tempat yang warganya melakukan ibadah puasa. Tidak hanya ibadah wajib saja yang dikerjakan bahkan untuk yang sunah juga semarak.

Taraweh saat malam banyak dilaksanakan orang yang berpuasa agar pahala kebaikan didapatkan. Walau ada kecenderungan shaf sholat lebih banyak di awal Romadhon dan makin berkurang semakin mendekati akhir Romadhon tetap saja kesemarakan orang sholat berjamaah lebih banyak di bulan Romadhon.

shutterstock.com
shutterstock.com
Banyak orang yang mengaji di banyak tempat tidak hanya di masjid dan mushola tetapi juga di tempat lain seperti saat menunggu kendaraan, di tempat kerja dan sebagainya.

Begitu juga dengan waktu membaca Alquran, tidak hanya selesai sholat wajib setiap ada waktu luang tidak sedikit dihabiskan dengan membaca Alquran.

pixabay.com
pixabay.com
Kebaikan, berbagi, kedamaian bertebaran dimana-mana bahkan ada waktu yang hanya ada di bulan Romadhon dan dicari dan diburu bagi orang yang menginginkannya yaitu malam yang kebaikannya  seperti 1000 bulan yaitu Lailatul Qodr.

Terakhir adalah capaian tertinggi yang ingin didapat pada puasa Romadhon adalah derajat taqwa.

Bagaimana tidak suka cita jika di bulan Romadhon banyak hadiah bahkan berlipat-lipat jika mendapatkannya, kebaikan dan kemuliaan ditawarkan dan hanya ada di bulan Romadhon saja.

 4. Bersedih saat akan berlalu dan meninggalkan Romadhon.

Jika tahu yang ada di bulan Romadhon maka seperti mudik ke kampung halaman saat waktunya selesai pasti akan memberikan rasa sedih karena sudah melaluinya.

Sama dengan Romadhon saat selesai dan harus melaluinya akan ada rasa sedih karena berpisah, selain itu tidak bisa memastikan apakah kita masih diijinkan untuk kembali bertemu Romadhon akan datang.

Semoga lewat Romadhon mengantarkan menjadi manusia yang lebih baik dan mencapai derajat taqwa.

Maaf lahir batin kepada Kompasianer jika saya ada salah dan hal yang tidak berkenan. Selamat menjalani puasa Romadhon 1440H bagi yang melaksanakan.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Ahad 5 Mei 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun