Gempita Pemilu memang belum redup, pengumuman pemenang belum dilaksanakan. Buat saya siapapun pemenangnya semoga yang terbaik dan pemimpin terpilih selalu mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara ini.Â
Artikel kali ini masih tentang istilah yang baru saya temukan. Setiap menemukan istilah baru saya suka merasa sangat ketinggalan zaman karena banyak yang terlewatkan dari kemajuan zaman ini.Â
Makanya setiap mendapat istilah baru saya ingin berbagi dengan menayangkan artikel di Kompasiana walau mungkin kalau Kompasianer lain sudah tahu sejak lama.
Setelah shaming, fake, dan terakhir ghosting saya kembali menemukan istilah baru yaitu hypebeast.
Istilah ini saya dapatkan saat banyak artikel tentang hypebeast berseliweran di sebuah platform, saya belum tertarik untuk mencari tahu dengan membaca artikel yang ada hingga satu hari saya berbincang dengan seorang teman dan menanyakan apakah dia tahu apa maksud hypebeast dan ternyata diapun tidak mengetahuinya sama seperti saya.Â
Akhirnya saya penasaran dan mencari tahu apa itu hypebeast dan membuat saya mengernyitkan dahi dan merasa sangat ketinggalan karena ternyata hypebeast ini sudah menjadi trend dan fenomena terutama untuk generasi zaman now.Â
Menurut situs urbandictionary.com makna dari hypebeast adalah sebutan seseorang yang menggilai, mengikuti (terobsesi) agar terlihat hebat, keren, kekinian (dalam fashion), dan akan melakukan apapun agar bisa mewujudkannya.
Hype sendiri memiliki arti kata yang digunakan ketika sesuatu menjadi bahan yang dibicarakan orang banyak karena keunikannya tersendiri.
Masih menurut situs urbandictionary.com, hypebeast adalah anak-anak yang mengoleksi pakaian, sepatu, dan aksesori branded original dengan tujuan untuk dipamerkan kepada orang lain.
Tidak peduli dimanapun mereka berada, asalkan berpenampilan semenarik mungkin. Biasanya seorang Hypebeast akan mendapat kepuasan tersendiri jika sudah menggunakan brand ternama, walaupun belum tentu ukuran nya cocok di badan.
Kata hypebeast sebenarnya berasal dari sebuah media digital (online) dan perusahaan e-commerce yang berbasis di Hong Kong. Hypebeast didirikan oleh Kevin Ma pada tahun 2005. Yang dimana Hypebeast lebih mengarah kepada dunia fashion streetwear khususnya sneaker dan fokus dalam fashionnya kaum anak muda.Â
Seiring berkembangnya zaman, Hypebeast pun menjadi lebih luas lagi tidak hanya fokus kepada fashion streetwear tetapi juga membahas gaya hidup atau tren orang-orang diperkotaan. Â
Barang yang dibeli harus branded dan original dan harganya pasti mahal. Jenis brand yang biasa digunakan para hypebeast di antaranya Supreme, Adidas, Nike, Anti Social Social Club, Undefeated, Stussy, Off-White, Palace.Â
Yang mencengangkan untuk memenuhi kebutuhan sebagai seorang hypebeast seseorang harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk membeli barang dari brand terkenal yang sudah tentu harganya pun mahal. Untuk satu item barang saja harganya bisa jutaan, bahkan ada yang sampai milyaran.
Para hypebeast ini saya pikir hanya berlaku bagi sebagian kalangan saja. Mereka mendapat uang yang digunakan membeli keperluan fashionnya kebanyakan berasal dari orang tua yang berpenghasilan tinggi dan kondisi ekonomi yang memang mapan walau tidak sedikit juga banyak yang mengusahakan sendiri baik dengan menabung atau bekerja sampai uangnya mencukupi membeli barang untuk memenuhi keperluan hypebeast nya.
Untuk lingkungan tempat saya berkegiatan dan tinggal gaya hypebeast ini tidak cocok. Banyak dari siswa saya agar sampai ke sekolah saja perlu perjuangan yang tidak mudah bahkan tidak sedikit sekolah dalam keadaan perut lapar atau kosong.
Jadi, jangankan beli outfit yang harga satu kaosnya saja bisa sampai jutaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mereka harus berjuang menaklukan kesulitan hidup.Â
Generasi zaman now adalah penerus yang akan mengurus bangsa dan negara ini. Mereka harus menjadi generasi terbaik yang tangguh, tekun, dan pekerja keras bukan generasi lemah, malas, dan manja.
Selalu ada kebaikan dan keburukan dari satu fenomena. Kebaikan akan membuat kemajuan dan kebanggaan tetapi keburukan suatu fenomena akan menjadi penghancur.Â
Begitupun fenomena hypebeast ini harus mengarah pada kebaikan agar generasi zaman now tergiring dalam kemajuan dan kebanggaan bukan pada keburukan yang akan menjadi penghancur.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Kamis 18 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H