Padahal tiap orang memiliki cara, standar, penanganan yang berbeda karena banyak hal berbeda yang melandasinya. Latar belakang pendidikan, pengasuhan, ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Sejatinya setiap ibu berusaha melakukan hal terbaik bagi anak-anaknya. Ibu bisa melakukan apapun untuk memastikan kebahagian, kenyamanan, keamanan, keselamatan di kehidupan anaknya.Â
Seorang ibu tidak mengenal lelah, siap siaga dan stand by guna memastikan anaknya aman dan nyaman. Mengalah lapar asal anaknya kenyang. Mengalah letih asal anaknya terpenuhi kebutuhan dan mendapat kebahagiaan. Bahkan berani mempertaruhkan nyawa dari sejak awal kehadiran anak.
Lalu dengan percaya dirinya seseorang melakukan mom shaming karena merasa diri lebih baik. Sangat menyakiti dan melukai hati seorang ibu jika dianggap apa yang dilakukan salah apalagi kalau menjadi bahan olok-olok terutama jika seorang ibu sudah berusaha maksimal merawat anak-anaknya. Orang tidak tahu secara utuh apa yang sudah dilalui dan dilakukan seorang ibu untuk anaknya.Â
Menjadi ibu bukan hal yang mudah, pasti menemukan banyak liku kesulitan. Sebaiknya justru jika seorang ibu mendapatkan kesulitan maka dibantu, dikuatkan, diperhatikan, diberitahu dan dididik dengan sebaiknya agar lebih baik bukan malah menjadi kesempatan untuk dipermalukan dan direndahkan.Â
Jika merasa sudah baik, benar, derajat lebih tinggi bukan berarti orang lain buruk, salah, derajat lebih rendah hingga bisa dirundung dan direndahkan dalam hal apapun juga untuk peranannya sebagai ibu karena mom shaming adalah perundungan yang menyakiti dan melukai hati.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Jumat 15 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H