Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca, (Kadang-kadang) Menulis, Menggambar Pola/Gambar Sederhana

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Program Keluarga Harapan (PKH) Salah Satu Tiket untuk Siswa

14 Februari 2019   20:30 Diperbarui: 14 Februari 2019   20:57 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap manusia memiliki waktu, perjuangan, dan pencapaian dalam penjejakan kehidupannya sendiri. Ceritanya ada yang mirip tetapi banyak juga yang berbeda sehingga tidak bisa disamakan, yang bisa dilakukan adalah mengambil pelajaran agar bisa menyikapi dab mendapat hasil yang lebih baik. 

Perjuangan dalam meniti kehidupan bisa saya saksikan dengan mata kepala sendiri, setidaknya dapat cerita langsung dari yang menjalani. Saya dapat contoh perjuangan dan pencapaian hidup di sekolah dari siswa saya. 

Saya pernah menuliskan beberapa kisahnya di artikel saya, diantaranya Saya Hanya Harus Sedikit Berjuang. Bercerita tentang siswa yang setiap hari harus berjuang sudah datang di sekolah sebelum jam 06.45. 

Cerita paling ekstrem seperti saya ceritakan di artikel saya bahwa ada siswa yang dari rumahnya harus jalan kaki mulai jam 4 pagi dini hari karena arah rumahnya yang tidak bisa dilalui kendaraan. Apalagi kalau musim hujan dia harus pergi lebih pagi karena akan sering berteduh, daun pisang seringkali dipakai sebagai payung agar tidak kebasahan. 

Ada juga cerita anak yatim piatu yang tinggal di masjid daerahnya, sebagai balasan bisa tinggal maka sang siswa mengajar mengaji anak-anak sekitaran masjid. 

Cerita yang lain ada siswa yang harus membantu menggoreng bala-bala saat dini hari agar bisa dijual ibunya yang uangnya nanti dipakai ongkos ke sekolah. Siswa saya itu harus menunggu sampai ada yang membeli dagangan ibunya baru bisa ke sekolah. 

Tidak sedikit siswa yang memakai pakaian seragam lungsuran dari saudara, tetangga yang pernah bersekolah di tempat yang sama sehingga seragamnya sudah memudar, kucel, dekil, kumal, kekuningan yang tentu saja berbeda dengan teman-temannya yang bersih cemerlang karena baru. Begitupun dengan tas, sepatu, alat tulis yang lungsuran atau pemberian dari yang lain. 

Hebatnya siswa saya yang memiliki perjuangan lebih saat sekolah menunjukkan semangat yang luar biasa. Buat mereka perjuangan dilakukan agar mempunyai kehidupan yang lebih baik dibanding sekarang. Mereka ingin memiliki kehidupan lebih baik dibanding orang tua mereka. 

Perjuangan mereka tidak melemahkan bahkan membuat diri mereka lebih kuat, tangguh, dan teruji menghadapi kesulitan. 

The struggle you're in today is developing the strength you need for tomorrow. 

Menurut mereka berjuang dalam kesulitan berarti mereka berusaha, berikhtiar, dan nantinya pasti ada pencapaian terbaik karena itu mereka tidak masalah jika harus lebih berjuang dibanding teman-temannya yang lain.

If there is no struggle, there is no progress. (Frederick Douglass) 

Sebenarnya pemerintah lewat Kementrian Sosial Republik Indonesia mempunyai program untuk menjawab permasalahan siswa seperti yang dialami di sekolah saya. Nama programnya Program Keluarga Harapan (PKH). 

Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH. Program Perlindungan Sosial yang juga dikenal di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi negara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis. (Kemsos)

PKH ini menyasar juga komponen pendidikan. Komponen pendidikan dengan kriteria anak SD/MI atau sederajat, anak SMA/MTs atau sederjat, anak SMA /MA atau sederajat, dan anak usia enam sampai 21 tahun yang belum menyelesaikan wajib belajar 12 tahun. (Kemsos)

Membaca Program Keluarga Harapan (PKH) dengan segala konsepnya saya pikir PKH bisa sebagai  tiket untuk pencapaian kehidupan siswa agar bisa lebih baik dibanding orang tua dan kondisi mereka saat ini. 

Tidak akan ada siswa yang putus sekolah. Tidak ada siswa yang memakai seragam dekil dan kumal. Mereka bisa dengan tenang bersekolah mempersiapkan dan menjemput kesuksesan dan keberhasilan serta kehidupan yang lebih baik. 

Siswa yang menjadi salah satu komponen yang disasar PKH tidak akan kesulitan atau merasa malu saat bersekolah karena jika pelaksaan PKH tepat sasar mereka akan meraih apa yang ingin mereka capai walau mereka harus melaluinya dengan lebih berjuang malah perjuangan yang mereka lakukan akan menjadi identitas mereka.

Don't ever be ashamed of strugging for the things you want in life because then you are only doing yourself the favour of living your identity. 

Memang pelaksanaan PKH ini perlu penerapan yang berkesinambungan dan sinergi dari semua pihak terkait agar tujuan yang sudah sangat jelas dan baik seperti yang sudah digulirkan oleh Kemensos ini memberikan hasil maksimal jauh dari penyimpangan dan penyalahgunaan. 

Selalu ada harapan untuk pencapaian tertinggi yang ingin diraih oleh seluruh siswa termasuk siswa dari keluarga yang mengharuskan mereka berjuang lebih keras dibanding yang lain salah satunya dengan adanya Program Keluarga Harapan dari Kementrian Sosial Republik Indonesia.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Kamis 14 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun