Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca, (Kadang-kadang) Menulis, Menggambar Pola/Gambar Sederhana

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Salaryman dan Budaya Inemuri di Jepang

10 Februari 2019   17:03 Diperbarui: 10 Februari 2019   21:49 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat jalan-jalan ke beberapa search engine saya menemukan artikel yang menarik perhatian saya untuk disinggahi. Artikelnya berupa kumpulan 18 foto dengan judul Potret Karyawan Super Lelah di Jepang Bergelimpangan di Jalan.

Buat saya itu suatu informasi yang baru dan unik makanya kenapa saya lihat satu persatu foto padahal menghabiskan waktu untuk melakukannya dan biasanya kalau ada artikel seperti itu saya jarang melihatnya.

Selain ribet karena berulang mengklik next page sering kali terganggu dengan iklan yang muncul, walau saya tahu iklan menjadi salah satu konten yang harus mau diterima oleh pembaca atau penonton karena iklan jadi salah satu pemasukan untuk operasional dan tentu juga untuk mengisi pundi keuntungan.

Saya terhenyak karena ternyata di Jepang, tidur di tempat umum adalah hal biasa dan menjadi pemandangan umum. Gara-gara lihat artikel ini saya jadi lanjut mencari tentang tidur di tempat umum sampai menemukan istilah Inemuri yang artinya ketiduran di tempat umum dan masyarakat Jepang sangat toleran pada pelaku Inemuri.

Di setiap slide foto ditulis keterangan di antaranya Jepang terkenal negara yang rakyatnya sangat bekerja keras. Mereka dijuluki sebagai salaryman, istilah untuk karyawan yang sangat loyal pada perusahaan. 

Salaryman diharapkan bekerja lembur dan masih harus mengikuti kegiatan setelah bekerja seperti minum-minum atau karaoke. Tak heran jika mereka sudah kehabisan energi karena mementingkan pekerjaan di atas segala-galanya. 

Mereka bisa kerja 60 jam seminggu sebagai balasan perusahaan akan mempertahankan mereka terus sebagai pegawai sampai pensiun. Salaryman memang terhormat dan terjamin masa depannya tetapi mereka rentan depresi. Bahkan kemudian ada istilah Karoshi yaitu kematian karena terlalu banyak bekerja (m.detik.com).

Kegiatan tepatnya budaya Inemuri --- ketiduran di tempat umum --- seperti di Jepang dengan pemandangan yang cukup ekstrem buat saya dan jarang dilihat di negara ini. 

Ketiduran yang tidak memandang tempat untuk tidur mau di trotoar, kursi taman, geletakan di lantai kereta, di tangga tempat orang berlalu lalang, atau bahkan menyangkutkan kepala di pembatas jalan, selain tempat untuk tidur posisi tidurnya pun bermacam-macam dari posisi nyaman sampai dengan posisi yang aneh. 

Para salaryman yang tidur di sembarang tempat itu tentu berpakaian lengkap untuk bekerja yaitu berjas dan berdasi, dan saat Inemuri barang yang dimiliki berserakan didekatnya seperti handphone, kacamata, tas, bahkan banyak yang sepatunya terlepas sebelah. 

Mereka tidak mengkhawatirkan kehilangan barang yang mereka miliki karena tingkat kejahatan di Jepang sangat rendah.

Inemuri menjadi tanda bahwa orang Jepang adalah pekerja keras dan disiplin (www.instagram.com/shibuyameltdown)
Inemuri menjadi tanda bahwa orang Jepang adalah pekerja keras dan disiplin (www.instagram.com/shibuyameltdown)
Inemuri menjadi tanda bahwa orang Jepang adalah pekerja keras dan disiplin. Inemuri di tempat kerja memperlihatkan bahwa para salaryman sangat berdedikasi pada pekerjaan sehingga membuat mereka sangat kelelahan. Inemuri di tempat kerja juga ternyata diperkenankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun