Beauty is not in the face, beauty is a light in the heart. (Kahlil Gibran)
Keindahan dan kecantikan itu tidak melulu tentang wajah karena pancaran keindahan dan kecantikan itu berpusat di hati. Hati yang cantik dan indah akan menyembul dan berpendar di semua aspek diri bahkan dalam tulisan yang dihasilkan.
Membuat tulisan itu tidak hanya sekedar merangkai kata yang menjadi kalimat. Kalimat yang menjadi paragraf. Paragraf yang menjadi tulisan utuh sebagai artikel atau bahkan buku.
Kegiatan menulis salah satunya bisa tercetus sebagai akibat dari membaca. Kegiatan membaca memberikan ilmu dan pemahaman. Menulis merupakan pengikat dari ilmu dan pemahaman yang didapat. Selain itu menulis bisa sebagai perekam jejak dari ilmu dan pemahaman yang dimiliki.
Bagaimana ilmu dan pemahaman yang dimiliki bisa terekam jejaknya bahkan dari awal masih sebagai tulisan yang memperlihatkan ilmu dan pemahaman sekedarnya, cetek, sederhana, dan biasa-biasa saja sampai ilmu dan pemahaman yang kompeten, mendalam, dan mumpuni.
Tulisan yang cantik dan indah itu dibangun karena saat menuliskannya mengeluarkan seluruh kemampuan baik akal, kehidupan, hati, dan jiwa. Semua yang bersumber dari hati akan menghasilkan keindahan maka jika menulis yang didorong oleh hati akan memancarkan keindahan pula. Yang berasal dari hati akan diterima dan berpindah dari hati penulis kepada pembaca.
Salah satu keindahan dari sebuah tulisan adalah tulisan dapat mempengaruhi pembaca sehingga mengikuti apa yang dituliskan atau disarankan.
Sebetulnya mempengaruhi pembaca tidak hanya dapat dilakukan oleh tulisan yang indah tetapi bisa juga oleh tulisan yang buruk.
Tulisan buruk yang berisi menghinakan, ujaran kebencian, fitnah, dan yang senada dengan itu saat bertemu pembaca yang sefrekuensi maka akan menguatkan awan negatif yang dimiliki pembaca. Seseorang yang buruk jika bertemu dengan tulisan yang buruk seperti melegalkan keburukan diri sehingga makin kuat keburukannya.
Tentu jika pengaruh buruk yang diberikan pada pembaca bukan keindahan yang ditampilkan dari sebuah tulisan tetapi memberikan keburukan dan kerusakan.
Sebuah tulisan memiliki keindahan dan keburukan tergantung dari apa yang ingin ditampilkan dan yang menjadi niatan saat menulis, apakah ingin mendapat aliran pahala kebaikan dari tiap kata yang dihasilkan atau aliran keburukan dari setiap kata yang disampaikan dalam tulisan.
Saat nilai kebaikan dari karya yang dibuat mengandung perbaikan diri, pencerahan, kemaslahatan diberikan pada pembaca maka keabadian karya akan mengalirkan pahala kebaikan tentu keindahanlah yang dihasilkan dan ditampilkan.
Begitupun saat nilai keburukan dari sebuah tulisan jika mengilhami kezoliman, penghinaan, ujaran kebencian, dan rantai keburukan lain maka keabadian karya yang ditulisnya akan mengalirkan dosa pada diri tentu keburukanlah yang dihasilkan dan ditampilkan.
Tinggal penulis yang memilih keabadian apa yang ingin dipersembahkan pada karya yang dihasilkan apakah keabadian yang memberikan keindahan atau keburukan.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Jumat 25 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H