Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca, (Kadang-kadang) Menulis, Menggambar Pola/Gambar Sederhana

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Melewati Banyak Batas

11 Januari 2019   21:13 Diperbarui: 11 Januari 2019   21:31 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta karena menjadi pendukung pun seringkali menyedihkan. Bagaimana sampai bertaruh kehormatan, harga diri, kesantunan, bahkan nyawa diberikan.

Tidak satu kali berita hilangnya nyawa dari pendukung tim olahraga. Menyiksa binatang saja buat saya menjadi hal yang tidak masuk akal dilakukan oleh mahluk yang dianugerahi akal oleh Yang Kuasa, apalagi menyiksa manusia hingga menghilangkan nyawa buat saya jauh dari nurani dan rasa kemanusiaan, apa mereka hanya berkedok sebagai manusia padahal aslinya bukan manusia hingga sanggup melakukan penganiayaan hingga merasa berhak menghilangkan nyawa manusia.

Tidak kalah menyedihkan cinta pada pendukung partai atau calon wakil rakyat dan calon pemimpin. Cinta yang ditunjukkan tidak bisa membuat saya mengerti karena yang ditampilkan bukan informasi agar masyarakat seperti saya lebih mengerti apa yang akan dilakukan bagi rakyat yang akan diwakili atau yang kelak dipimpinnya.

Yang saya saksikan malah lebih banyak mengorek kekurangan lawannya, ujaran kebencian, dan hal lain yang membuat orang yang jongkok dalam mengerti politik seperti saya semakin jongkok bahkan sampai ke level terendah tiarap dalam memahami politik. Kenapa tidak dibuat saja edukasi yang mencerahkan biar lebih mengerti bagaimana menentukan pilihan saat pemilihan nanti. Akan sulit jika yang disajikan adalah sisi kesalahan, keburukan, persaingan yang seperti drama di televisi saja.

Sejatinya cinta adalah hal yang menguatkan, membahagiakan, manis dan bukan tragis. Hidup memang tidak bisa lepas dari cinta. Karena kehidupan dimulai oleh cinta. Esensi dari hidup adalah cinta dan esensi dari cinta adalah hati dan kebaikan. Jadi jika cinta dijadikan alasan untuk yang kelam saya pikir itu bukan cinta tetapi kebencian yang merupakan emosi dari kelemahan dan tanda dari kegagalan.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Jumat 11 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun