Buat kompasianer terutama yang senior --- senior bukan dilihat dari umur tetapi keberadaan yang sudah lama di Kompasiana --- tulisan nangkring di headline bukan lagi jadi tujuan karena sudah sering tulisannya menjadi headline selain itu sudah teruji juga baik konsistensi maupun konten yang menjadi bahasan tulisannya.
Sedangkan untuk penulis pemula seperti saya --- Â saya belum genap sebulan menulis di Kompasiana, mulai tanggal 1 Desember 2018 yang berarti tanggal 1 Januari 2019 nanti adalah Ulang Bulan saya dan Kompasiana...horee --- mendapat sematan headline itu apresiasi yang menyenangkan.
Saya tidak tahu variabel apa yang digunakan editor untuk menyematkan satu tulisan menjadi headline tapi saya akan mencoba mengira apa yang harus dilakukan agar tulisan bisa nangkring di headline.
Setelah saya berkeliling ke tulisan kompasianer saya berkesimpulan seperti kutipan dari Ibnu Athaillah Al Iskandari.
Bagaimana mungkin kau mendapatkan hal luarbiasa, sedangkan kebiasaanmu belum luarbiasa. (Ibnu Athaillah Al Iskandari)
Buat saya tulisan menjadi headline adalah hal yang luarbiasa. Pengakuan yang diberikan platform dimana tulisan kita dibagikan untuk dinikmati pembaca. Maka kalau mau tulisan nangkring di headline harus melakukan hal luarbiasa jangan yang biasa-biasa saja. Bagaimana mungkin tulisan bisa masuk headline kalau tulisan biasa-bisa saja.
Ada beberapa hal luarbiasa yang bisa dilakukan menurut perkiraan saya sebagai usaha agar tulisan bisa nangkring di headline
1. Produktif menulis
Berusaha menulis seproduktif mungkin, kalau bisa menghasilkan beberapa tulisan setiap harinya sangat bagus tapi bukan berarti memposting banyak tulisan setiap harinya karena kalau ibarat makanan kalau terlalu banyak dan sering tidak terasa lagi keunikan, kemahalan dan kelezatannya malah jadi bosan. Yang penting dijaga agar bisa memposting setiap hari.
Kalau sudah konsisten memposting tulisan setiap hari --- kemarin saya memposting tentang konsistensi bisa dibaca di Menjaga Konsistensi Dalam Menulis  --- jangan merasa produktif karena banyak kompasianer yang lebih produktif dari kita.
Â
Kalau kita sudah menulis 100 artikel ada yang sudah menulis 200 artikel, kalau kita sudah menulis 200 artikel ada yang sudah menulis 500 artikel itu artinya kita jangan berhenti menulis agar bisa tergolong sudah melakukan hal luarbiasa.
Jika terus menulis maka membuat diri kita produktif menghasilkan tulisan. Setelah posting tulisan hari ini maka posting lagi besoknya bahkan hanya untuk satu artikel perharinya. Produktif menulis akan membuat tulisan kita jadi lebih baik, maka produktiflah dalam menulis.
2. Perbaiki isi konten
Â
Selain produktif menulis konten tulisan juga harus diperhatikan. Baik kata yang sesuai KBBI, kaidah penulisan sesuai PUEBI, kekuatan bahasan, informasi yang diberikan kaya akan wawasan, valid dan mencerahkan dan yang terhebat menurut saya adalah kalau tulisan kita bisa membawa yang membaca seperti memberikan sepasang sayap dan dapat membawa terbang kemanapun sejauh yang bisa dijangkau.
Saya belum sampai tahap membuat tiap kata bermakna dan berbobot, saya baru sampai yang penting tiap kata sebelum dan sesudahnya sesuai, tiap kalimat sebelum dan sesudahnya nyambung. Paragraf sebelum dan sesudahnya berkesinambungan.
Akan hebat kalau tulisan kita selalu mencerahkan pembaca, tidak biasa baik dari segi bahasan dan sudut pandang. Memang bukan satu hal yang mudah menjadikan konten tulisan luarbiasa bukan yang biasa-biasa saja. Tapi bukan juga satu hal yang tidak mungkin jika mau mengusahakannya.
3. Banyak belajar, baca dan menulis.
Menjadi penulis yang handal dan baik syarat utamanya adalah banyak belajar, baca, menulis.
Belajar dilakukan untuk memperbaiki dan menajamkan senjata menulis. Jika masih banyak kekurangan dalam kepenulisan maka belajar adalah cara memperbaikinya. Senjata penulis adalah pikiran dan intuisi yang bisa dipertajam dengan belajar.
Membaca adalah nutrisi untuk penulis. Mengisi pikiran yang menjadi modal dari penulis. Menjadi syarat yang tidak bisa ditawar bahwa penulis harus rajin membaca. Membaca buku dan membaca alam. Semakin nutrisi diperbanyak semakin kuat dan sehat modal yang dimiliki penulis.
Membaca, membaca, membaca, menulis, menulis, menulis. Itu yang harus dilakukan tanpa merasa bosan. Bahwa menulis adalah pengejewantahan eksistensi sebagai penulis. Tidak akan jadi penulis kalau tidak menulis. Terakhir eksekusi hasil tulisan secara konsisten baik di platform yang memberikan ruang untuk berbagi tulisan atau dibuat buku. Bagaimana karya kita akan abadi kalau tidak ada karya yang kita buat dan bagikan agar bisa dibaca oleh banyak orang.
Jadi kalau mau tulisan ada di headline maka lakukan hal yang luarbiasa agar mendapatkan hasil yang luarbiasa. Walau headline bukan tujuan utama menulis tapi tulisan bisa nangkring di headline bisa jadi bonus manis, menyenangkan dan membahagiakann untuk mendorong mood menulis kita. Selamat melakukan hal luarbiasa agar bisa mendapatkan hasil luarbiasa juga.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Selasa 18 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H