Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca, (Kadang-kadang) Menulis, Menggambar Pola/Gambar Sederhana

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nilai Raportku Tidak Cemerlang

15 Desember 2018   09:08 Diperbarui: 15 Desember 2018   15:55 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi apa mengejar rangking menjadi hal yang salah ? Menurut saya tidak sepenuhnya salah. Ada anak-anak yang memang memiliki kecerdasan kognitif. Anak seperti ini pasti akan terlihat cemerlang dalam pengetahuan. 

Tidak diminta untuk pintar, menjadi juara kelas atau juara umum pun dia dengan mudah mencapainya. Anak seperti ini tidak akan terbebani karena memang kapasitas kecerdasannya untuk itu. 

Untuk orang tua yang memiliki anak dengan kecerdasan kogntif seperti ini hal terbaiknya memberikan support dan fasilitas yang dibutuhkannya tentu sebatas kemampuan.

Sedang anak-anak yang memiliki kecerdasan lain, seperti si bungsu saya sangat senang menggambar. Sejak dia kecil --- masa saat dia masih suka pakai tiara di kepala karena merasa sebagai seorang putri --- dia sudah bilang ingin jadi arsitek.

Kecerdasan merancang sesuatu dari kecil sudah terlihat, kalau main game dia suka yang merancang bangunan, kalau punya kelomang ---binatang bercangkang yang dibelinya di depan sekolah --- dia akan buat rumahnya dari lego yang dia punya. 

Tugas membuat peta dari sekolah pun dia buat dengan baik dan dapat nilai tinggi. Hasil gambar petanya saya perlihatkan sebagai foto utama di artikel ini.

Saat dia tidak bisa mencapai nilai tinggi untuk hal yang tidak bisa dia capai tapi kemudian dipaksa untuk bisa, saya pikir seperti memaksa ikan untuk bisa naik pohon. Sesuatu yang sia-sia. Walau bukan berarti dia boleh melalaikannya, dia tetap harus berusaha sebaiknya sesuai kemampuannya.

Rangking bukan menjadi hal utama dalam pencapaian anak saat sekolah. 

Menjadikannya sopan, santun, beretika baik, mengerti menghadapi kesulitan hidup, tekun, gigih, tangguh dan terutama beriman dan bertaqwa lebih penting untuk dimiliki sebagai bekal untuknya dalam menjalani hidup nanti.

Mendapat rangking terbaik adalah bonus indah tapi memaksa anak untuk mendapat rangking bergengsi adalah hal kurang bijak karena tiap anak memiliki kecerdasan dan pribadi unik yang berbeda, dimana kecerdasan dan keunikan pribadi anak memiliki hak untuk diakui dan dihargai terutama oleh orang tuanya sendiri.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Sabtu 15 Desember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun