Takdir yang mengikatku menjadi saudara
Aku menyayanginya tidak hanya dengan jasadku tapi juga dengan jiwaku
Aku akan selalu ada untuknya berapapun harga yang harus kubayar
Kembali aku terpana oleh anak sekecil itu. Kearifan hidupnya bahkan mengalahkan banyak orang dewasa yang pernah kutemui.Â
Sang adik terlihat lelah bermain dengan belalangnya. Menghampiri Sharique dan memberikan plastik belalangnya. Mereka terlihat berbincang, sang adik mengangguk. Sharique melepaskan belalang ke alam agar bisa hidup dihabitatnya saat kutanya kenapa dilepas.
"Tugasnya sudah selesai menemani adikku bermain, dan kini kuberikan haknya untuk hidup kembali dihabitatnya." Wah benar-benar luarbiasa anak kecil ini. Berkali-kali aku dibuat kaget dengan prinsip hidup yang dia punya.
Sang adik memeluk hangat dan dibalas pelukan yang tak kalah hangat oleh Sharique. Keduanya berbincang lalu sang adik melihat ke arahku malu-malu, lalu tersenyum, indah sekali senyuman dari wajah khasnya. Tak terasa buliran air mata jatuh menyaksikan keagungan Yang Kuasa lewat dua manusia yang keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Sharique pamit karena sang adik terlihat lelah ingin istirahat. Aku memandangi mereka sampai tak terlihat dan berdoa semoga kehidupan terbaik selalu menyertai mereka.
Sang adik penderita Down Syndrome.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Kamis 13 Desember 2018