Jika itu yang terjadi, bisa jadi media tersebut juga membantu menerbitkan klarifikasi atas curhat Anda pada saat media visit. Anda dapat memberikan info-info penting kepada orang-orang yang tepat sesuai dengan keinginan.
Anda juga secara otomatis memiliki hubungan yang baik dan terbuka dengan media sehingga jika mendapat info-info terkait mereka bisa langsung mengkonfirmasi kepada Anda, dengan demikian Anda lebih tanggap antisipatif.
Bagaimana dengan serangan media sosial? Secara teknik kita bisa lakukan klarifikasi juga info-info yang benar dengan menghubungi pemilik akun menjelaskan secara baik-baik, tentu back up info via medsos tetap kita lakulan dengan menyebar sebanyak-banyaknya info positif, karena hoax sudah terlanjur beredar
Namun demikian, jika klarikasi secara baik-baik tidak diperhatikan, apa boleh buat, berarti genderang perang sudah ditabuh.
Jika dampaknya membahayakan buat keselamatan personal dan korporasi, ya kita serang balik saja. Kita lumpuhkan website atau akun medsos penyebar hoax tersebut dengan cara down server attack.
4. SUDAH DIKLARIFIKASI TAPI BERITA HOAX TETAP DITERBITKAN
Inilah yang disebut dengan agenda setting atau media setting. Media sudah memiliki keberpihakan bukan kepada kebenaran kita. Mereka memiliki kepentingan tersendiri.
Mungkin karena conflict of interest atau latar belakang pemilik media, atau sikap politik investor atau petinggi media itu sendiri.
Jika ini yang terjadi kita harus minta bantuan pihak ketiga, penjaga etik jurnalistik. Bagaimanapun prinsip jurnalistik media adalah harus cover both side (pemberitaan berimbang) dan berita hoax tetap dilarang.
Nah, organisasi tertinggi di bidang media, yaitu Dewan Pers, sudah memberikan pedoman untuk menangani pemberitaan yang bohong ataupun tidak berimbang.
Salah satu cara yang disarankan adalah dengan mengirim surat keberatan kepada Pemimpin Redaksi media yang bersangkutan, suratnya tembuskan ke Dewan Pers juga .