Suatu waktu, dalam sebuah ruang kegiatan berbasis kepramukaan yang dilaksanakan oleh para pembina dan pramuka penegak, saya merenung membayangkan dan mengingat kembali tentang sebuah arti makna pengalaman yang pernah saya lalui dan rasakan selama ini dalam bentuk kecintaan saya kepada pramuka. Apa yang terbesit dalam benak saya, bahwasanya Pendidikan kepramukaan merupakan suatu upaya untuk membentuk karakter anak-anak, remaja, maupun peserta didik melalui banyak sekali kegiatan yang menyenangkan, edukatif, inovatif, dan mengedepankan kebersamaan antar anggotanya. Dalam pola pendidikan kepramukaan, saya tidak hanya sekadar memaknai bahwa pramuka itu hanya mengajarkan keterampilan (survival) bertahan hidup atau bertahan di alam bebas saja seperti yang digambarkan dalam gerakan-gerakan kepanduan dunia. Akan tetapi lebih daripada itu saya beranggapan bahwa pendidikan kepramukaan memiliki banyak sekali dampak yang sangat besar dalam membangun sikap dan mental yang positif bagi para siswa/peserta didik. Beberapa alasan yang menjadi dasar mengapa pendidikan kepramukaan itu penting secara implisit terlintas dalam hati dan pikiran saya.
1. Pramuka dapat Membangun Pribadi yang Tangguh
Beberapa tahun saya mengabdi dalam Gerakan Kepramukaan Penegak, apa yang saya rasakan bahwasanya Pramuka memberikan pengalaman yang melatih ketangguhan fisik serta mental. Melalui berbagai kegiatan-kegiatan latihan seperti misalnya berlatih mendirikan tenda, long march / berjalan jauh, bahkan saya dilatih untuk kuat dan mampu untuk bertahan di alam terbuka, kita semua dilatih untuk menjadi seorang individu yang mempunyai pribadi yang tangguh. Kemudian melalui event-event Pramuka kita juga belajar tentang bagaimana caranya dalam menghadapi tantangan, kesulitan, serta bagaimana bangkit dari kegagalan, dan tentu kemampuan ketangguhan ini sangat penting agar kita tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bermasyarakat.
2. Pramuka dapat Mengembangkan Jiwa Kepemimpinan
Dalam setiap kegiatan kepramukaan, sebagai seorang anggota, kita didorong untuk selalu mengedepankan peran dan tanggung jawab kita. Apa yang saya rasakan adalah banyak sekali yang saya ilmu kompetensi yang saya pelajari seperti halnya tentang bagaimana caranya memimpin sebuah kelompok, mengatur strategi, dan membuat keputusan/kebijakan yang dapat diterima bersama-sama. Pendidikan kepemimpinan dalam kepramukaan menurut saya sangat terasa berbeda karena kita belajar praktik secara langsung melalui pengalaman nyata, bukan hanya melalui sekedar teori yang disampaikan kakak-kakak pembina. Dan tentu, keterampilan ini sangat bermanfaat dalam mempersiapkan diri kita sebagai anggota pramuka menjadi pemimpin masa depan yang bijaksana, jujur, dan dapat diandalkan.
3. Melalui Pramuka Rasa Kemandirian akan Tumbuh
Salah satu tujuan utama dalam pendidikan kepramukaan adalah menumbuhkan rasa kemandirian pada peserta didik maupun setiap anggotanya. Dalam pramuka, kami dilatih untuk melakukan berbagai kegiatan mandiri, seperti memasak makanan sendiri saat berkemah, mengatur barang-barang kita dengan rapih, menyiapkan maupun memanaje berbagai planning yang telah dibuat, serta menyelesaikan tugas-tugas dengan tanggung jawab tanpa bergantung pada bantuan orang lain. Kemandirian tentunya akan membantu kita semua menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan mandiri dalam menjalani hidup bermasyarakat.
4. Mempertajam Rasa Disiplin dan Tanggung Jawab
Kepramukaan memiliki banyak sekali ciri khas, adat, aturan, dan nilai-nilai yang harus diikuti oleh setiap anggotanya. Seperti misalnya saja dalam kedisiplinan waktu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta menyelesaikan tugas-tugas dengan baik dan tuntas. Dalam pendidikan kepramukaan tentu sangat menekankan kepada kita tentang pentingnya mematuhi aturan dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Kebiasaan-kebiasaan ini tidak hanya dibentuk untuk membantu kita untuk lebih tertib dalam menjalani aktivitas sehari-hari, akan tetapi lebih luas daripada itu adalah dalam mencapai berbagai tujuan akademis maupun non-akademis lainnya.
