Kajian Filsafat membantu kita memahami mengapa orang Indonesia lebih percaya pada hoaks daripada fakta. Fenomena ini terjadi karena adanya benturan antara nilai kebenaran, sosial, dan emosional. Dalam masyarakat yang dipenuhi dengan informasi, nilai kebenaran sering kali diabaikan, dan orang lebih fokus pada hubungan sosial serta sensasi yang ditawarkan oleh hoaks.
Kecenderungan sebagian masyarakat Indonesia mempercayai hoaks tanpa memverifikasi kebenarannya mencakup beberapa faktor: kegagalan dalam berpikir kritis (epistemologi), pengaruh nilai sosial (aksiologi), serta tanggung jawab moral dalam menyebarkan informasi yang benar (filsafat moral). Hal ini menunjukkan pentingnya meningkatkan kemampuan akan literasi media, yaitu kemampuan untuk memverifikasi informasi secara kritis, serta memperkuat nilai kebenaran dalam komunikasi sosial dalam menghadapi arus informasi di era digital. Hanya dengan cara ini kita bisa mengurangi penyebaran hoaks dan membangun masyarakat yang lebih bijaksana dalam menyikapi informasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H