Mohon tunggu...
Karisma Putri Ariani
Karisma Putri Ariani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa di STAI al-anwar Sarang Rembang

seorang mahasiswi di kampus STAI al-anwar rembang, hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sampah: Bukti Ketidakpedulian Kita terhadap Bumi?

3 Juli 2024   13:30 Diperbarui: 3 Juli 2024   13:34 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SAMPAH: BUKTI KETIDAKPEDULIAN KITA TERHADAP BUMI?

Karisma Putri Ariani-STAI AL-ANWAR

Sampah merupakan kata sederhana yang mewakili permasalahan besar dan menjadi permasalahan global yang semakin membengkak. Sampah bagaikan monster yang terus bertumbuh, mencemari bumi, dan menggerogoti kelestariannya. Manusia setiap harinya akan menghasilkan sampah dalam jumlah yang tidak bisa dihitung sedikit. 

Sampah berasal darimanapun, bisa dari sisa makanan, kemasan plastik, hingga barang elektronik usang, fenomena sampah sekarang menjadi pemandangan yang lumrah, tumpukannya yang menggunung di TPA (tempat pembuangan akhir), mencemari sungai dan lautan, bahkan menghiasi jalanan.

Semakin melonjaknya volume sampah menunjukkan pola konsumsi masyarakat yang tidak berkelanjutan. Kebiasaan membeli barang yang berlebihan, penggunaan barang sekali pakai, dan sembarangan membuang sampah mencerminkan bukti nyata sikap masa bodoh terhadap dampak besar sampah pada lingkungan. 

Sampah plastik menjadi salah satu penyumbang terbesar pencemaran lingkungan serta menjadi simbol nyata ketidakpedulian kita terhadap bumi. Plastik yang sulit terurai akan mencemari tanah, air, udara, mengancam habitat biota laut, serta membahayakan Kesehatan manusia.

Kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah yang tepat pun akan memperburuk keadaan. Kebiasaan membakar sampah, membuang sampah ke sungai, dan minimnya pengetahuan tentang daur ulang memperlambat upaya untuk mengatasi permasalahan semacam ini. 

Di sisi lain, lemahnya penegakan hukum dan kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai juga menjadi faktor yang memperburuk situasi. Minimnya sanksi bagi para pelanggar aturan dan gterbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pengelolaan sampah yang berkelanjutan menjadi hambatan untuk mencapai solusi yang efektif.

Civil society merujuk pada jejaring organisasi dan individu yang beroperasi di luar ranah negara dan pasar. Organisasi non-profit (NGO), kelompok lingkungan, serta Gerakan akar rumput termasuk dalam ranah in. Mereka berperan penting dalam menjembatani kesenjangan antara kebijakan pemerintah dan perilaku masyarakat. 

Dalam konteks sampah, civil society menjadi garda terdepan dalam mendorong perubahan. Mungkin sulit untuk mencapai kondisi tanpa sampah sama sekali, karena kebutuhan dasar manusia seperti makan dan sandang pasti menghasilkan sisa. 

Namun, alih-alih pasrah, kita bisa berusaha keras untuk meminimalisir sampah yang dihasilkan. Melalui civil society, Mereka dapat mengedukasi masyarakat mengenai dampak sampah, mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan seperti reduce, reuse, recycle (3R), dan menginisiasi Gerakan-gerakan seperti zero waste (tanpa sampah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun