Pupuk menjadi salah satu kunci utama dalam mendukung keberlanjutan budidaya tanaman. Tujuan dari pemupukan adalah memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan optimal. Di tengah isu lingkungan global, pupuk organik seperti kompos menjadi alternatif ramah lingkungan yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 15, yaitu  Melestarikan Ekosistem Darat. Â
SDGs nomor 15 menyoroti pentingnya melindungi, memulihkan, dan mempromosikan penggunaan berkelanjutan ekosistem darat. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi pencemaran tanah akibat pupuk kimia sintetis. Kompos, pupuk organik yang dihasilkan dari penguraian bahan organik seperti daun kering dan kotoran hewan, merupakan solusi nyata. Â
Potensi Daun Kering dan Kotoran Hewan Â
Lingkungan Universitas Negeri Malang (UM), khususnya Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), menghasilkan banyak sampah daun setiap harinya dari pepohonan di sekitar kampus. Selama ini, penanganan sampah daun dilakukan dengan pembakaran, yang mencemari udara dan bertentangan dengan konsep keberlanjutan. Padahal, sampah daun memiliki potensi besar untuk dijadikan kompos karena mengandung unsur nitrogen (N), salah satu unsur makro esensial untuk pertumbuhan tanaman. Â
Selain daun kering, kotoran sapi yang melimpah di Indonesia juga merupakan bahan baku ideal untuk pembuatan kompos. Limbah peternakan ini kaya akan unsur hara makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), serta unsur mikro seperti seng (Zn) dan besi (Fe). Â
Cara Membuat Kompos Â
Berikut adalah langkah praktis memanfaatkan sampah daun dan kotoran sapi menjadi kompos: Â
1. Kumpulkan daun kering di sekitar lingkungan. Â
2. Ambil kotoran sapi dari peternakan terdekat. Â
3. Robek daun kering menjadi kepingan kecil. Â
4. Campurkan daun kering dan kotoran sapi dalam wadah, tambahkan air secukupnya, dan aduk hingga rata. Â
5. Diamkan campuran di tempat yang teduh selama dua minggu. Aduk setiap tiga hari sekali, tambahkan air jika terlalu kering. Â
6. Setelah 2 minggu Jemur Pupuk pada panas matahari
 Â
Setelah dua minggu, kompos siap digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman. Â
Kontribusi Terhadap SDGs Â
Mengolah sampah daun dan kotoran hewan menjadi kompos bukan hanya langkah kecil, tetapi juga tindakan konkret dalam mendukung pencapaian SDGs nomor 15. Dengan cara ini, kita tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga membantu memulihkan ekosistem tanah dan memastikan sumber daya alam tetap lestari untuk generasi mendatang. Â
Mari bersama-sama berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem darat dengan memanfaatkan limbah organik di sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H