Setelah menganalisis artikel jurnal Buana Gender PSGA LPPM IAIN Surakarta, volume 1, nomor 1, Januari-Juni 2016, maka  tidak bisa dihindari suatu perceraiaan pasti terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perceraian itu terjadi, diantaranya:  Faktor - Faktor Penyebab Perceraian : (Ketidakharmonisan dalam berumah tangga, Krisis moral dan akhlak, erzinahan, Pernikahan tanpa cinta).Â
Adapun faktor yang sangat mempengaruhi perceraian menurut kami 4 faktor tersebut. Sehingga dapat disimpulkan Faktor-faktor penyebab perceraian antara lain: tidak tanggung jawab, tidak memberi nafkah, perselingkuhan, perselisihan dan pertengkaran, tinggal wajib, belum dikarunia anak, meninggalkan kewajiban, penikahan pada usia muda. selain itu perlu digaris bawahi dari artikel ini terdapat pendapat untuk menjaga keutuhan dalam berumah tangga, Menurut Didik Purwodarsono ada tujuh pilar yang bisa menjaga keharmonisan dalam berumah tangga. Dapat disimpulkam bahwasanya faktor penyebab terjadinya peceraian dari beberapa faktor yaitu, tidak tanggung jawab, tidak memberi nafkah, perselingkuhan, perselisihan dan pertengkaran, tinggal wajib, belum dikarunia anak, meninggalkan kewajiban, penikahan pada usia muda.
Alasan-alasan perceraian menurut UU Perkawinan dan KHI adalah sebagai berikut.
1.Salah satu pihak atau pasangan melakukan zina
2.Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya.
3.Salah satu pihak atau pasangan mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.
4.Salah satu pihak atau pasangan melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain.
5.Salah satu pihak atau pasangan mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri.
6.Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Dampak Akibat PeceraianÂ
1. Anak-anak hilang kasih sayang dari salah satu orang tua atau tidak sepenuhnya mendapat kasih sayang dari kedua orang tua.Â
2. Sulitnya saling maaf memaafkan tanpa rasa benci dan dendam yang oyomatis menimbulkan konflik.
3. Anak menjadi tak terdidik, karena tidak mendapat pengajaran dari orang tua.
4. Menyusudnya ekonomi, meliputi orang tua, anak dan kerabat.
5. Bisa mempengaruhi kesehatan mentak meliputi, istri yang menjadi janda, suami myang menjadi duda, dan anak yang tidak memiliki orang tua. Semua terjadi karena stigma negatif yang tumbul dari masyarakat (Broken Home).
6. Bisa ditarik kesimpulan bahwa perceraian bisa mempengaruhi segala aspek.
Solusi untuk mengatasi masalah perceraian dan dampaknya bisa meliputi:
1. Komunikasi yang baik antara pasangan untuk memecahkan masalah dan meningkatkan pemahaman satu sama lain.
2. Mendapatkan bantuan dari konselor pernikahan atau terapis untuk membantu menyelesaikan konflik dan meningkatkan keterampilan komunikasi.
3. Membuat komitmen untuk bekerja sama untuk memperbaiki hubungan dan menemukan solusi yang memuaskan bagi kedua belah pihak.
4. Melakukan introspeksi diri untuk memahami peran masing-masing dalam masalah dan bersedia untuk mengubah perilaku yang tidak sehat.
5. Jika diperlukan, mencari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan untuk membantu menghadapi stres dan kesulitan selama proses perceraian.
Dampak dari perceraian bisa termasuk stres emosional, keuangan, dan sosial bagi pasangan yang bercerai dan anak-anak yang terlibat. Oleh karena itu, penting untuk menangani masalah perceraian dengan bijak dan berusaha untuk meminimalkan dampak negatifnya.
Julianda_222121098
Karisma Nabila Fatmi_222121104
Atika rahmandayani_222121118
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI