Mohon tunggu...
kariri al-fattah
kariri al-fattah Mohon Tunggu... -

saya,senang dengan menulis dan ingin jadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta di Sampul Buku

10 Februari 2016   21:56 Diperbarui: 10 Februari 2016   22:03 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Denting bel sekolah telah berbunyi dan sekumpulan anak sekolah berseragam SMU tampak riang karena bel sekolah tersebut tanda pelajaran sudah selesai dan para siswa siswi merapikan peralatan sekolah dan tas bersiap untuk pulang sekolah.

Rintik rintik hujan yang mulai menitis di siang hari itu terasa menyejukkan karena panas matahari yang teramat panas tersiram oleh gemericik air hujan yang jatuh beraturan semakin lama semakin deras,sementara para siswa siswi yang sedang asyik menikmati air hujan tidak memperdulikan seragamnya basah kuyup dan mereka terus bercanda dan berlarian seperti anak kecil bersama teman teman mereka sementara siswa siswi yang lainnya hanya menunggu dalam kelas menunggu sampai hujan berhenti untuk pulang kerumah.

Riana dan teman temannya nampak asyik bermain hujan hujanan dengan riangnya sambil berlarian menikmati dinginnya air hujan. Rin pulang yuk..! ajak dinra karena dinra sudah merasa kedinginan karena memang dinra tubuhnya sedang kurang fit setelah semalaman bergadang untuk menjaga ibunya yang sedang sakit. Mendengar ajakan dinra,riana pun mengangguk dan langsung menuju pulang kerumah.Sesampainya dirumah riana langsung menuju kamar mandi dan mandi,setelah itu riana makan dengan lahapnya karena memang perut riana sudah merasakan lapar dan setelah selesai riana makan lalu riana duduk di sofa hingga ketiduran. Bedug maghrib sudah di tabuh dan suara kumadang adzan maghrib juga sudah terdengar bersahutan sementara riana masih tertidur dengan sangat pulas. Melihat putrinya masih tertidur pulas dengan lembut ibunya riana mendekati riana dan dengan lembut serta perlahan riana di bangunkan ibunya untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim untuk sholat maghrib,dengan mata masih mengantuk riana bangun dan berwudhu lalu menunaikan sholat maghrib. Rasa kantuk riana pun hilang setelah melaksanakan sholat maghrib dan riana masuk kamar untuk mempersiapkan buku pelajaran buat esok pagi. Satu persatu buku riana dipilih sesuai dengan jadwal pelajaran sekolah esok hari dan pada saat riana sedang memilih buku mata riana tertuju pada alah satu buku yang riana sendiri tidak merasa memiliki buku tersebut.riana lalu mengambil buku tersebut dan mulai memperhatikan sampul buku tersebut untuk mencari nama siapa pemilik buku tersebut,setelah di bolak balik riana tidak menemukan nma dalam sampul buku tersebut akhirnya riana mulai membuka buku tersebut dan di bacanya lembar demi lembar buku tersebut yang isinya merupakan tulisan tangan seseorang yang sangat menarik untuk dibacanya. Riana begitu menghayati tulisan tangan yang ada di buku tersebut sebuah puisi yang sangat menyentuh jiwanya dan membacanya dengan penuh penghayatan

Cinta

engkau datang tanpa aku undang

engkau pergi tanpa aku suruh

engkau kembali tanpa aku harap

Cinta

karena atas nama cinta jiwaku rapuh

karena atas nama cinta jiwaku kuat

karena atas nama cinta mataku berlinang air mata

Cinta

bahagiamu terasa di awal

perjalananmu tak pernah bertujuan

jarak jarak membentang dihadapan

Cinta

mengapa engkau harus datang

mengapa engkau harus pergi

mengapa engkau harus kembali

 

Riana terus menghayati kandungan makna yang terdapat dalam puisi tersebut dan merasa penasaran siapakah penulis puisi tersebut yang menggambarkan jiwanya yang sedang merasakan apa yang disebut cinta.

Rasa perasaan riana kepada pemilik buku dan penulis puisi tersebut membuat riana segera beranjak untuk cepat cepat pergi kesekolah. Sepanjang perjalanan di dalam mobil ayahnya riana hanya terdiam dan sampai dipintu gerbang sekolah riana langsung turun dan mencium tangan ayahnya berpamitan masuk kelas sambil memegang buku tulis yang riana tidak tahu siapa pemiliknya. Riana sengaja menenteng buku tulis tersebut seakan ingin menunjukkan siapa yang mempunyai buku tulis tersebut hingga berada dalam tas sekolahnya dan terbawa pulang sampai kerumah.

 

.... BERSAMBUNG.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun