Mohon tunggu...
Karin Octaria
Karin Octaria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNESA

Saat ini saya sedang menempuh jenjang perkuliahan di UNESA dengan jurusan S1 Ilmu Administrasi Negara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Popular dan Pengaruhnya Terhadap Jati Diri Generasi Muda

5 November 2024   22:48 Diperbarui: 5 November 2024   23:14 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya popular atau yang sering kita sebut dengan pop sudah menjadi elemen penting dalam kehidupan manusia sehari -- hari. Seperti film, music, fashion dan teknologi merupakan bagian dari identitas yang akan membentuk pandangan dan gaya hidup. Bagi generasi muda, budaya pop bukan hanya sekedar hiburan semata, tetapi juga menjadi cerminan tentang siapa mereka, apa yang mereka yakini dan bagaimana cara mereka berinterkasi dengan lingkungan disekitarnya. Banyak yang berpendapat bahwa budaya popular dapat memberikan ruang bebas untuk berekspresi pada generasi muda guna membentuk identitas diri mereka. Di sisi lain, ada banyak kekhawatiran yang timbul terhadap budaya popular ini, karena telah menimbulkan tekanan sosial yang kuat, mendorong adanya konformitas dan mengurangi keasliannya.

Kekuatan Budaya Popular dalam Membangun Identitas

Salah satu alasan berpengaruhnya budaya popular adalah karena budaya popular itu sendiri hadir dalam setiap aspek kehidupan anak muda. Social media yang sering anak muda gunakan pada saat ini seperti TikTok, Instagram, dan YouTube dapat memberikan akses cepat terhadap konten yang sedang trending dan mereka dengan mudah mengikuti tren tersebut. Berkat platfrom tersebut, budaya popular menjadi penting dalam pencarian identitas.Misalnya, tren fashion, gaya rambut, bahkan bahasa gaul yang sedang populer di kalangan influencer sering kali digunakan oleh anak muda jaman sekarang sebagai cara untuk "menjadi bagian" dari kelompok sosial yang lebih besar. Bahkan identitas individu atau suatu kelompok dapat berdasarkan dari preferensi terhadap music, film ataupun hobby yang sedang populer. Topik - topik seperti kesetaraan gender, mental health, inklusivitas semakin banyak muncul dalam film, acara tv, music dan konten -konten di social media. Hal - hal seperti ini meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap isu - isu sosial yang relevan dengan kehidupan mereka dan seringkali membuat mereka lebih kritis terhadap norma - norma yang ada.


Tekanan Sosial dan Kesesuaian


Tetapi, dibalik kebebasan tersebut, budaya popular juga mempunyai sisi gelap. Di era media sosial seperti sekarang, tekanan untuk selalu "up-to-date" dengan tren terkini dapat menjadi hal yang sangat penting bagi anak muda. Banyak anak muda yang merasa dirinya harus dan perlu untuk mengikuti gaya hidup yang dipromosikan kalangan selebriti atau influencer di media sosial, walaupun bisa saja itu tidak sejalan dengan nilai - nilai pribadi mereka. Dan fenomena ini menjadi tekanan yang kuat untuk mengikuti standar sosial kehidupan.
Misalnya, standar kecantikan yang dipamerkan oleh selebriti ataupun influencer di media sosial seringkali tidak realistis. Filter digital dan manipulasi gambar dapat menciptakan tubuh yang sempurna dimana hal tersebut sulit didapat oleh orang awam. Hal ini, dapat memicu rasa insecure atau tidak percaya diri di kalangan Perempuan khususnya dan bahkan dapat mencapai tingkat depresi atau kecemasan. Selain itu, akibat dari konsumsi budaya popular yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan pemikiran yang dangkal terhadap suatu isu. Meskipun budaya popular kaya akan konten, namun sering kali topik yang kompleks menjadi tren singkat dan kehilangan makna aslinya. Akibat dari hal tersebut generasi muda mungkin terjebak dalam siklus konsumsi tanpa memikirkan secara mendalam apa yang sebenarnya mereka yakini.

Mencari Keseimbangan


Penting sekali bagi generasi muda untuk memahami bahwa popularitas merupakan bagian dari kehidupan modern yang tak terelakkan, namun bukan satu - satunya penentu identitas mereka. Pengaruh budaya populer harus dimanfaatkan secara positif asalkan konsisten dengan rasa percaya diri yang kuat. Artinya, mampu mengenali Ketika mereka mengikuti suatu tren bukan hanya karena tekanan sosial, tetapi mereka benar - benar mengekspresikan diri mereka secara autentik.

Menyaring informasi yang ada social media juga menjadi bagian penting. Generasi muda harus lebih memperhatikan terhadap konten yang mereka konsumsi, dengan memahami bahwa apa yang sedang populer itu tidak benar atau relevan dengan kehidupan mereka. Sebagai orang tua, pendidik maupun Masyarakat juga berperan penting dalam membantu generasi muda mengelola pengaruh budaya popular.

Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa didapat adalah bahwa budaya popular itu mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap anak muda baik secara positif maupun negative. Disisi lain, budaya popular membuka ruang ekspresi diri dan memperluas cara pandang seseorang terhadap berbagai persoalan sosial. Hal ini juga dapat memberikan tekanan sosial yang signifikan, mendorong kesesuaian, dan terkadang menurunkan sentimen. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk tetap kritis dan sadar akan pengaruh budaya dalam kehidupannya. Dengan cara ini, mereka dapat menjadikan budaya popular untuk mengekspresikan diri mereka, tanpa kehilangan identitas aslinya.

Nama : Karin Octaria Prasetyo

NIM : 23040674506

MK : Hubungan Masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun