Mohon tunggu...
karin latifah
karin latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student at IPB University

Halođź‘‹ saya seorang mahasiswa tingkat 3 Sekolah Vokasi IPB University dengan Program Studi Komunikasi Digital & Media yang senang menulis!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cancel Culture: Antara Keadilan Sosial dan Pembatasan Kebebasan Berpendapat

25 September 2024   14:25 Diperbarui: 25 September 2024   14:26 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

cancel culture adalah fenomena yang menimbulkan dampak beragam bagi masyarakat, tergantung pada bagaimana dan dalam konteks apa fenomena ini digunakan. Di satu sisi, cancel culture dapat menjadi alat positif yang membantu masyarakat, seperti dalam kasus Percy Hynes White, di mana tuduhan pelecehan seksual terhadapnya memicu seruan untuk keadilan bagi korban. Namun, di sisi lain, cancel culture dapat membawa konsekuensi negatif, seperti yang terlihat dalam kasus J.K. Rowling, di mana kecaman massal atas pandangannya tentang gender dianggap berlebihan dan dapat menghambat kebebasan berpendapat. Pada akhirnya, dampak cancel culture, baik positif maupun negatif, sangat bergantung pada penerapannya dalam menuntut keadilan atau malah menciptakan polarisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun