cancel culture adalah fenomena yang menimbulkan dampak beragam bagi masyarakat, tergantung pada bagaimana dan dalam konteks apa fenomena ini digunakan. Di satu sisi, cancel culture dapat menjadi alat positif yang membantu masyarakat, seperti dalam kasus Percy Hynes White, di mana tuduhan pelecehan seksual terhadapnya memicu seruan untuk keadilan bagi korban. Namun, di sisi lain, cancel culture dapat membawa konsekuensi negatif, seperti yang terlihat dalam kasus J.K. Rowling, di mana kecaman massal atas pandangannya tentang gender dianggap berlebihan dan dapat menghambat kebebasan berpendapat. Pada akhirnya, dampak cancel culture, baik positif maupun negatif, sangat bergantung pada penerapannya dalam menuntut keadilan atau malah menciptakan polarisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H