"Wis, Thol, tekena wa. Landa bakal lunga saka bumi kn.
(Sudahlah, Nak, tanda tangani saja. Belanda akan pergi dari bumi sini.)"
Kegiatan perundingan pun selesai lebih cepat dari yang di rencanakan .Pada tanggal 12 Maret 1940 di Tratag Prabayeksa, kontrak politik dengan Belanda, yang berisi 17 bab dan terdiri dari 59 pasal, beliau tandatangani tanpa dibaca lagi. Kontrak tersebut berlaku semenjak GRM Dorojatun naik tahta.
 Hari Senin Pon, 18 Maret 1940, ia dinobatkan sebagai putra mahkota , dengan gelar Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibja Radja Putra Narendra Mataram dan dilanjutkan penobatan beliau sebagai Raja dengan gelar  Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kandjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ingalaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama Kalifatullah Kaping IX.Â
Di hari pelantikan itu ia berpidato bahwaÂ
"Saya memang berpendidikan barat tapi pertama-tama saya tetap orang Jawa".
Hingga saat ini kalimat itu selalu dikenang oleh semua orang.
Setelah beberapa tahun kemudian...
Di suatu ketika , Dorojatun dikenal sebagai Hamengkubuwana . Hamengkubuwana kemudian menyatakan dukungan terhadap berdirinya RI. Segera setelah berdirinya Soekarno dan Hatta memproklamasikan atas Kemerdekaan . Ia bersama Adipati Paku Alam VIII mnegaskan maklumat bahwa Yogyakarta adalah kota istimewa dalam wilayah RI.
Dukungan ini juga diberi bantuan dalam bentuk secara finansial sebesar 5,6 gulden yang di ambil dari kas keraton .
Tidak hanya sampai disitu , ketika Ibu Kota Jakarta di serang oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia , dengan terbuka ia mengundang Soekarno-Hatta serta pejabatnya untuk menjalankan roda pemerintahan dari Yogyakarta. Semua biaya di tanggung oleh Keraton.
Hamengkubuwana juga merupakan kunci dalam tragedi serangan 1 Maret 1949. Bersama Jend . Soedirman dan membentuk laskar laskar rakyat melawan tentara NICA. Serangan ini menjadi simpul terjadinya kedekatan dengan Soeharto .