Ramainya pemberitaan didalam Ruang Publik baru-baru ini, seolah memberikan sinyal kepada Masyarakat bahwa setiap saat hak-hak yang telah lama menjadi kedaulatan setiap individu dapat kapan saja dirampas oleh negara atas nama "Investasi".
Tragedi Rempang hanyalah satu dari sekian bukti yang dengan bangga digaungkan oleh Pemerintah seolah mengatakan bahwa Pancasila sila ke-5 adalah keadilan bagi seluruh rakyat investor.
Mengapa begitu kejam dengan rakyat sendiri? Seberapa besar keuntungan yang kau dapat dengan menjajah bangsamu sendiri? Sebegitu sulitkah untuk rakyat bisa hidup tenang di tanah yang diperjuangkannya sendiri?
Nampaknya kau bersuka cita atas setiap tetes air mata yang dihasilkan dari senapan kotormu itu.
Rasa takut kau tanamkan dengan mengirim kekuatan pasukan bersenjata untuk melawan sipil yang bahkan memegang harga dirinya saja kini tak mampu. Pengecut memang.
Lalu dengan bengisnya kau katakan bahwa tak ada korban. Lantas siapa anak adam yang menangis netranya lara sebab gas air mata itu? Lantas siapa insan yang mengandung penerus bangsa dan kau tumbangkan itu? Lantas siapa awak renta yang kau patahkan tongkatnya itu? Jawab dengan nuranimu.
Mana komitmen yang kau serukan 2019 lalu? Mana? Tidak puaskah kau ambil suara kami, kini keserakahan menggeluti dirimu untuk mengambil tanah nenek moyang kami.
Untuk kesejahteraan rakyat, kilahmu. Rakyat yang mana?
Bercucuran darah kening kami untuk merebut tanah ini dari Penjajah. Kini justru kau yang mengambil alih perannya. Menarik senar panah ke dada suadaramu sendiri.
Baru saja agustus kemarin kami memeriahkan 78 tahun kemerdakaan bangsa kami. Ternyata tidak, kami selama ini dibohongi. Bangsa ini belum merdeka, hanya saja para penjajah itu sedang memakai jubah kamuflase miliknya.
Sedangkal itukah akalmu sehingga melupakan sejarah? Perjuangan kami kau lupakan untuk kepentingan yang sementara.