Dewasa ini makanan manis kian digemari oleh remaja akibat adanya arus globalisasi. Makanan manis seperti dessert dan semacamnya digemari remaja karena dianggap bergengsi dan memiliki rasa yang enak. Padahal makanan manis mengandung glukosa, fruktosa, dan gula lainnya. Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis yang mengandung tambahan gula dapat menyebabkan resistensi insulin, tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Selain itu terlalu sering mengkonsumsi makanan manis dapat menyebabkan obesitas. Obesitas ini lah yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit diabetes.
- Apa sih Diabetes itu?
Diabetes merupakan sekelompok penyakit metabolik yang biasa ditandai dengan sering kencing dengan jumlah yang banyak, penurunan berat badan secara drastis, dan hiperglikemia atau kadar gula darah yang melebihi normal akibat adanya kerusakan pada pengeluaran insulin dan kerja insulin.
Diabetes yang dianggap sebagai penyakit orang dewasa kini tak jarang dapat menyerang remaja. Akibat dari gaya hidup dan meningkatnya obesitas di kalangan remaja.
- Faktor Penyebab Diabetes
Faktor risiko DM tipe-2 terutama adalah obesitas dan riwayat keluarga. Faktor risiko lainnya adalah berat badan lahir rendah (kecil masa kehamilan) dan status gizi buruk (IMT rendah) pada usia 2 tahun. Gaya hidup juga ambil peran dalam faktor penyebab diabetes. Remaja sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang beresiko salah satunya minuman manis (soft drink). Soft drink merupakan satu dari banyaknya jenis minuman yang didalamnya terkandung kandungan gula yang tinggi serta memiliki perisa berbagai rasa. Selain tinggi kandugan gula, didalam Soft drink juga terkandung komposisi kafein, aspartam, sakarin, fruktosa, asam sorbat, asam benzoat, dan asam fosfat yang dapat menyebabkan penyakit diabetes.
Faktor risiko diabetes ini sering kali tidak dipahami atau bahkan sering diabaikan oleh remaja, karena menganggap makanan manis berlebih yang dikonsumsinya itu tidak berdampak apa-apa dalam tubuhnya dan mereka merasa hanya mengonsumsi sedikit atau jarang. Hal ini dikarenakan mereka merasa bahwa usianya masih muda dan menganggap tidak akan terkena penyakit diabetes di usia muda.
- Cara Mengatur Pola Makan Bagi Penderita Diabetes
Penetapan jadwal untuk penderita DM yang biasanya mencakup enam kali makan per hari, dibagi menjadi tiga kali makan  besar dan tiga kali snack. umlah makanan (kalori) yang dianjurkan bagi  penderita DM adalah makan  dengan porsi lebih sedikit dan lebih sering, namun yang tidak  dianjurkan adalah makan dalam jumlah banyak. Jadwal yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1.Sarapan pagi 06:00-09:00 (20%)
2.Jajan Pagi 09:00-10:00 (10%)
3.Makan Siang 12:00- 13:00 (25%)
4.Jajan Sore 15:00-16:00 (10%)
5.Makan Malam 18: 00-19:00 (25%)
6.Snack malam 21.00 (10%)
Jenis makanan sangat perlu diperhatikan karena dapat menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah. Pemenuhan asupan makanan bagi penderita DM mencakup karbohidrat, lemak, protein, buah-buahan, dan sayuran.
- Kesimpulan
Konsumsi makanan dan minuman manis yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya diabetes pada remaja. Diabetes melitus atau yang biasa disebut DM adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan terlalu sering kencing dengan jumlah produksi air kencing yang lumayan banyak, penurunan berat badan secara drastis, dan kadar gula darah yang melebihi normal. Umumnya yang menyerang remaja adalah penyakit diabetes melitus tipe 1 karena sel beta pankreas menghasilkan sedikit hormon insulin yang disebabkan oleh faktor keturunan dan autoimun. Akan tetapi, diabetes melitus tipe 2 pun bisa juga menyerang remaja dikarenakan usia remaja terbjlang sangat rawan. Penyebab lain penderita diabetes adalah gaya hidup yang tidak sehat yang akan menimbulkan kegemukan pada remaja tersebut, yang selanjutkan akan mempermudah remaja terjangkit diabetes. Dikarenakan penyebab penyakit ini beresiko tinggi pada para remaja, remaja perlu edukasi serta pemahaman yang cukup tinggi mengenai  penyebab, dampak ataupun akibat serta pencegahan dini agar nantinya penyakit tersebut tidak menular. Oleh sebab itu, penerapan hidup sehat sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit ini.
Referensi
Alit Suwandewi, S. A. (2023). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Deteksi Dini Penyakit Diabetes Melitus Pada Remaja Di SMAN 7 Banjarmasin. Caring Nursing Journal, 7(1), 39.Â
Andini, A. and Awwalia, S. (2018). Studi Prevalensi Risiko Diabetes Melitus Pada Remaja Usia 15-20 Tahun Di Kabupaten Sidoarjo. Medical and Health Science Journal, 2(1), 19-22
Berawi, K. N. D. (2017). Konsumsi Soft Drink dan Efeknya terhadap Peningkatan Risiko Terjadinya Osteoporosis. Majority, 6(2), 21--25.
Betteng, R. et al. (2014). Analisis Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Wanita Usia Produktif Di Puskesmas Wawonasa, Jurnal e-Biomedik (eBM). 2(2).Â
Nobel Bistara, D., Keperawatan Adi Husada Surabaya, A. and Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, F. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus, 3(1). Available at: http://journal.ugm.ac.id/jkesvo.Â
Nurma Etika, A. and Monalisa, V. (2016). Riwayat Penyakit Keluarga Dengan Kejadian Diabetes Mellitus. Â
Setyaningsih, A. and Nurzihan, N.C. (2020). Peningkatan Pemahaman Risiko Penyakit Tidak Menular pada Remaja melalui Deteksi Dini dengan Pemeriksaan Komposisi Tubuh di SMK PGRI 2 Surakarta (Increased Understanding of the Risk of NonCommunicable Diseases in Adolescents through Early Detection by Examination of Body Composition in SMK PGRI 2 Surakarta), Indonesian Journal of Community Services, 2(1), p. 11. Available at: https://doi.org/10.30659/ijocs.2.1.11- 18. Â
Suwandewi, A. et al. (2023). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Deteksi Dini Penyakit Diabetes Melitus Pada Remaja Di SMAN 7 Banjarmasin (The Influence Of Health Education On The Level Of Knowledge Of Early Detection Of Diabetes Mellitus On Adolescents at SMAN 7 Banjarmasin).Â
Wahyuni, R., Ma’ruf, A. and Mulyono, E. (2019). Hubungan Pola Makan Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus, Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan. 4(2), 55-61.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H