Mohon tunggu...
Izza Afkarina
Izza Afkarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAI Syarifuddin Wonorejo Lumajang Jawatimur

Mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin Wonorejo Lumajang Jawatimur, pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Semester Awal.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Kumpulnya Si Mimin Chimin dan Sekawanannya di Tanggung Padang Lumajang

10 Desember 2022   21:43 Diperbarui: 14 Desember 2022   01:01 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mimin, panggilan karib kepada seekor kucing yang paling besar di rumah. Terawat sudah sekian tahun, mulai dari kecil kurus tak berdaging, hingga tumbuh dan berkembang gendut dan empuk sehat berwibawa pada halayak kucing umumnya. 

Awalnya takut tersentuh tangan manusia, karena mungkin masih belum ada keterkaitan jiwa dan hatinya, hingga menjadi tersengka memiliki jenis kelamin betina.

Namun, seiring berjalannya waktu, semakin terlihat tubuhnya dan ternyata, Mimin adalah kucing jantan. Karena sudah terlanjur dielus kepalanya dengan sholawat serta menyebut namanya, jadi ya sedikit sulit untuk dirubah.

Beberapa tahun setelahnya, Momon hadir tanpa di undang, tanpa ibu dan tanpa bapak. Sedikit memiliki kesamaan lah sama si Mimin. Awal mula menghampiri rumah, si Momon hanya berlandaskan suara mungil imut yang mengharap kasih. 

Si paling besar: Mimin yang berwarna putih dan Momon yang berwarna coklat. | Foto: Dokumentasi Pribadi
Si paling besar: Mimin yang berwarna putih dan Momon yang berwarna coklat. | Foto: Dokumentasi Pribadi

Dan anak perempuan pertama di rumah tersebut, yang lumayan menyukai jenis kucing imut, mulai mendetektifkan diri dan mencari tau keberadaannya.

Selang beberapa hari setelah itu, si Momon kecil mulai sedikit menampakkan wajah mungilnya yang sungguh alangkah gemas sekali. 

Namun, ketika pemilik rumah menghampiri dengan piring kecil yang berisi gizi-gizian kucing. Dan reaksinya, si Momon kecil kabur secara gesit. Seperti berpikir bahwa manusia itu jahat, hanya bisa menyentuh kucing dengan semaunya, hehe.

Bahkan hingga saat ini, si Momon yang mulai bertumbuh besar, gesit dan aktif, masih sering su'udzon terhadap gerak-gerik manusia, terutama anak perempuan pertama dari pemilik rumah, yaitu saya sendiri, hehe.

Hingga saat ini, si Mimin dan Momon akhirnya tetap bertahan, hidup, sehat dan semakin aktif dan gesit. Barulah, si Mumun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun