Mohon tunggu...
Izza Afkarina
Izza Afkarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAI Syarifuddin Wonorejo Lumajang Jawatimur

Mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin Wonorejo Lumajang Jawatimur, pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Semester Awal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Temukan Kita di Kota Pisang

7 Desember 2022   10:53 Diperbarui: 7 Desember 2022   11:07 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Pernah mendengar istilah Kota Pisang kan guys?

Yuhu, Kota Lumajang yang memiliki panggilan sayang Kota Pisang, hehe. Sebelumnya tau kan, kenapa sih Lumajang dijuluki Kota Pisang?

Sebagai Mahasiswa Lumajang yang akan meneruskan perjuangan para pejuang, perlu banget mengenal dan mengetahui ciri khas dan hal menarik lainnya yang ada di Lumajang ya guys. Salah satunya, istilah Kota Pisang ini. Konon katanya, Lumajang mendapat panggilan sayang dari orang-orang tersayang sebagai Kota Pisang, yang pertama karena Pisang merupakan salah satu ciri khas yang ada di Lumajang. Salah satu contoh pisang yang menjadi ikon Kota kita yaitu, Pisang Agung. Pisang yang memiliki ukuran yang luayan besar di kalangan Pisang, sekitar berukuran 30-36 CM, menurut media.neliti.com. 

Bukan hanya buah Pisangnya saja yang menarik, guys. Cara masyarakat Lumajang dalam mengelola Pisang tersebut pun tidak kalah menarik, apalagi Bupatiny, hehe. Salah satu produk yang masyarakat kelola dari buah Pisang tersebut yaitu, Keripik Pisang, Pisang goreng, Pisang coklat, Pisang roll, dan sebagainya. 

Juga dapat dilihat dari beberapa relief yang berupa Pisang hingga daun pisang.

Namun, dari beberapa keindahan relief-relief tersebut, ada hal yang menjanggal yang mungkin dapat membawa dampak orang lain akan berpikir negatif. Hal ini, dapat dilihat dari hal kebersihan yang ada di sekitar Alun-alun, juga beberapa tempat di dalam taman Alun-alun. 

Kotor:Suasana lingkungan sekitar Alun-alun Lumajang yang diceceri sampah. (Dokpri)
Kotor:Suasana lingkungan sekitar Alun-alun Lumajang yang diceceri sampah. (Dokpri)

Bisa saja sih, hal ini terjadi akibat kurang kesadarannya pengunjung terhadap kebersihan lingkungan. Akhirnya diikuti para pengunjung lain yang buta kesadaran. Namun ada juga yang sadar, tapi tak bertindak, hanya melihat dan melewati tempat tersebut dengan santai dan obrolan yang ringan. Seakan-akan sudah terbiasa hidup dalam lingkungan seperti itu. Dan salah satu korban yang sadar tersebut, ya kami sendiri, hehe. Karena baru sadar setelah narasi ini dirangkai.

Udah udah, malah gosipin sampah Alun-alun, haha. Lanjut aja ya guys ya, menuju tempat menarik di Kota Pisang yang lumrah menjadi kunjungan, tongkronga kopi, bahkan tempat belajar dan diskusi Mahasiswa IAI Syarifuddin Lumajang, khusunya pada Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, hehe.

Berhubung lokasi Kampus tercinta IAI Syarifuddin berada di kawasan Wonorejo. Jadi, kita jalannya jangan jauh-jauh deh, hihi. Welcome to Kawasan Wonorejo Timur alias KWT. 

Namun awalnya, bukan KWT yang akan menjadi topik utama di sini. Kopi Redaksi, ini nih tongkrongan yang hits di kalangan Mahasiswa IAI Syarifuddin. Kami yang tak paham dan hafal mengenai jadwal bukanya Kopi Redaksi tersebut, dengan semangat dong menuju lokasi. Dan hasilnya, eh.. malah tutup.

Bukan kami lah kalau langsung kendor dan menyerah pulang ke rumah. Berhubung masih ada jalan yang melintas di depan kami, dengan sekitar laju 40 Kilometer lah, sepeda menuju salah satu warung yang berada di area KWT tersebut.

Senyum:Beberapa Mahasiswa Prodi KPI berselfie ria dan dilanjutkan diskusi bersama. (Dokpri)
Senyum:Beberapa Mahasiswa Prodi KPI berselfie ria dan dilanjutkan diskusi bersama. (Dokpri)

   Berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Masih terdapat beberapa macam rumah adat di dalamnya. Sekarang, satu pun tidak ada. Dari percakapan Bude penjaga warung, yang bercerita terkait hal tersebut, pemberhentian atau pembatalan adanya rumah adat di dalam KWT tersebut, disebabkan beberapa faktor yang sepertinya dari raut wajahnya tak ingin disebutkan.

   Sebetulnya masih banyak lagi sih guys. Tapi, lembaran di sini sepertinya terbatas, hehe, canda lembaran. Jadi, untuk info Kota Pisang dari aku cukup sekian deh ya. Selebihnya, bisa langsung kunjungi secara rame-rame, kebetulan nih mendekati HARJALU, alias Hari Jadi Lumajang. Dan nanti, sekalian aku yang menjadi tour guide untuk kalian, asekkk.. hihi.

#Bonus Dokumentasi

Wastafel:Persiapan beberapa Mahasiswi Prodi KPI di kamar mandi Masjid KH.Anas Mahfudz sebelum ke Alun-alun Lumajang. (Dokpri)
Wastafel:Persiapan beberapa Mahasiswi Prodi KPI di kamar mandi Masjid KH.Anas Mahfudz sebelum ke Alun-alun Lumajang. (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun