Mohon tunggu...
Izza Afkarina
Izza Afkarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAI Syarifuddin Wonorejo Lumajang Jawatimur

Mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin Wonorejo Lumajang Jawatimur, pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Semester Awal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kami dan Bapak Harry Purwanto M.I.Kom

21 November 2022   11:30 Diperbarui: 27 November 2022   13:28 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terlihat Bapak.Harry Purwanto M.I.Kom sedang menunggu dengan santai di depan kelas. dokpri

     "Luwe.." Ujar Putri dan Tantri dengan bahasa jawa khasnya secara bersamaan, tepat setelah usai pertemuan kuliah pertama, di mata kuliah Ilmu Komunikasi yang diampuh oleh Dosen yang bisa dibilang benar-benar modern, Bapak.Rio Febrianur Rahman M.Med.Kom, pada hari Ahad kemaren, 20 November 2022 tepatnya pada sekitar pukul 11.30 an lebih. Akhirnya tanpa berpikir panjang-panjang sekali, Tantri, Putri dan kawan-kawan yang lainnya termasuk saya bergegas mencari target pencegah lapar.

     "Woi, ate nandi rek? Pak Harry marine loh", Sebelum akhirnya Sahrul, si paling berpikir kritis di kelas kami KPI22(asekkk) mencegah dengan logat santai, seperti biasa. "Sekalian sholat Rul, kabari wes kalau sudah datang", entah siapa yang menyeletuk saat itu, kurang fokus karena sembari berjalan terburu mengejar waktu agar tidak menjadi kesan si paling ijin dan telat pada pertemuan pertama Bapak.Harry Purwanto M.I.Kom di kelas kami.

     Selang beberapa lama, notifikasi dari grup terhits di dunia WhatsApp 19 anak, KPI IAIS 1A dengan sebuah foto dari Sahrul Ibra Ramadhani, yang menyimpulkan bahwa Bapak.Harry Purwanto M.I.Kom sedang menunggu.

Terlihat Bapak.Harry Purwanto M.I.Kom sedang menunggu dengan santai di depan kelas. dokpri
Terlihat Bapak.Harry Purwanto M.I.Kom sedang menunggu dengan santai di depan kelas. dokpri

     Lantas, dengan seribu langkah dan sepuluh ribu nafas kami yang saat itu berada di warung Malihan (kalangan Mahasiswa menyebutnya) yang tepatnya berada tepat di seberang jalan depan Kampus Hijau kebanggaan Mahasiswanya, menuju kelas kami, tepatnya Gedung c.04. Ya, tau sendiri lah masih ada dua part tangga yang harus kami lewati. Capek? Pasti. Tapi demi ikut serta dalam mata kuliah dengan perdana Dosen ter hits di kalangan kampus, yang kami dengar dari kating alias kakak tingkat.

     Terlambat, tapi tidak ada masalah bagi beliau, hehe. "Mohon maaf Pak, tidak ada niatan untuk terlambat, tapi kami manusia Pak, tempatnya salah dan lupa", ujarku dalam hati saat itu, dan terungkap saat ini.

     Pertama, setelah salam, dan ritual yang lainnya yang menjadi ciri khas di IAIS ini. Bapak.Harry Purwanto M.I.Kom berujar bahwa, "Tak kenal maka tak sayang, dan buanyak lagi" intinya seperti itu deh.

   Selanjutnya beliau menuliskan sebagian biodata beliau di papan tulis, sebagai bentuk perkenalan sekaligus pertemuan pertamanya di kelas kami.

     "Baru perkenalan aja udah berbentuk pengetahuan, apalagi di luar perkenalan, kerrrenn", lagi-lagi dalam hati aku berujar saat itu. Dalam pertengahan pertemuan, kini beliau mulai mempromosikan tentang web.kompasiana sekaligus mengajarkan kami untuk meluangkan segala rasa dan pemikiran kami dalam suatu tulisan tanpa takut untuk salah dalam web.kompasiana tersebut terkait pertemuan kelas pertama kami dengan beliau. Sempat ngeluh sih dalam hati, tapi keren juga karena langsung mengajarkan kita untuk praktek langsung.

     Dan untuk penutupan kelas, beliau mulai memberikan beberapa motivasi dan hal yang berkaitan kepada kami semua. Karena ini, juga masuk kan dalam latar belakang Prodi kami, yaitu Komunikasi Penyiaran Islam. Yang berarti, Komunikasi bukan hanya sekedar dapat disampaikan secara lisan, namun juga berupa tulisan, seperti tugas yang diberikan kali ini oleh beliau. Bapak.Harry Purwanto M.I.Kom juga bertutur, "Biasanya, orang-orang luar kalau dengar kita ambil di prodi Komunikasi, otomatis mereka akan berpendapat, oh... komunikasi pinter ngomong berarti kayak tukang penarik amal, dan bla bla bla. Ah.. mereka itu tidak tau, ilmu-ilmu dalam komunikasi, dan mungkin untuk orang-orang yang tidak pernah mau mengalah dalam hal ketidak tauan mereka, cukup buktikan dengan hasil dan perilaku kita sebagai mahasiswa komunikasi", itu sih yang dapat saya simpulkan sesuai dengan daya muat ingat dan pemikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun