KARINA MEZY WHJAYA/191241008
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan sekitar 114.720 kasus dan 894 kematian pada tahun 2023, menurut Kementerian Kesehatan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, dan jumlah kasus meningkat terutama saat musim hujan. Iklim tropis Indonesia mendukung perkembangbiakan nyamuk, menjadikan pencegahan DBD sebagai tantangan besar.Â
Kesadaran masyarakat mengenai kebersihan lingkungan dan tindakan pencegahan masih rendah, banyak yang baru menyadari bahaya DBD setelah ada korban. Padahal, pencegahan dapat dilakukan melalui langkah-langkah sederhana seperti membersihkan genangan air dan menggunakan obat nyamuk. Mahasiswa kesehatan masyarakat berperan penting dalam meningkatkan kesadaran publik melalui edukasi dan intervensi langsung.
Kesehatan masyarakat berfokus pada pendekatan preventif dan promotif untuk mengurangi risiko penyakit melalui perubahan perilaku dan peningkatan kualitas hidup. Dalam konteks DBD, mahasiswa harus terlibat dalam program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan kampanye kesehatan untuk mendorong masyarakat melakukan langkah pencegahan. Edukasi berkelanjutan penting untuk mendorong konsistensi dalam menerapkan 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang penampung air, serta langkah tambahan seperti penggunaan kelambu dan insektisida.
Pendekatan berbasis komunitas terbukti efektif dalam penanganan penyakit menular seperti DBD. Mahasiswa dapat memberdayakan komunitas dengan mengorganisir kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan dan membentuk kader kesehatan di desa yang bertugas memantau kondisi lingkungan dan melaporkan potensi wabah. Kolaborasi ini tidak hanya mencegah penyebaran nyamuk, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Program-program ini semakin penting untuk mengubah pola pikir masyarakat mengenai pencegahan penyakit.
Dalam proses belajar dan terlibat di lapangan, mahasiswa baru diharapkan mampu menyerap pengetahuan ini dan kemudian menerapkannya. Mereka memiliki peran strategis sebagai agen perubahan, yang dapat membantu mengurangi penyebaran DBD dengan meningkatkan kesadaran masyarakat serta memperkuat program kesehatan di komunitas. Dengan berbekal ilmu kesehatan masyarakat, mahasiswat tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mencegah terjadinya wabah di masa depan.
Kesimpulan: Sebagai mahasiswa baru Kesehatan Masyarakat, saya memahami bahwa Demam Berdarah Dengue adalah masalah besar bagi kesehatan di Indonesia, terutama karena perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan yang sering mendukung penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Pendekatan kesehatan masyarakat yang berfokus pada edukasi, promosi kesehatan, dan pemberdayaan komunitas harus digunakan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini. Sebagai mahasiswa, tugas saya adalah mendukung kampanye dan program seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan bekerja sama dengan berbagai organisasi untuk membuat lingkungan lebih sehat dan mencegah penyebaran DBD di masa depan. Saya berharap dengan pengetahuan dan kemampuan yang saya peroleh untuk menjadi penggerak perubahan yang dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengurangi jumlah kasus DBD.
KATA KUNCI: Cegah, Edukasi, SehatÂ
DAFTAR PUSTAKA
Siloam Hospitals, 2024. Demam Berdarah Dengue (DBD) - Penyebab, Gejala, Pengobatannya. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/demam-berdarah-dbd [online]. (diakses tanggal 11 September 2024)
CDC, 2021. Preventing Dengue: What You Need to Know. https://www.cdc.gov/dengue/prevention/index.html [online]. (diakses tanggal 11 September 2024).
Sa`adah Siregar, Sri Mulyani, Vincentia Ade Rizky, Dzul Akmal, Agung, Sutriyawan (2023). Pengaruh Keberadaan Jentik dan Perilaku 3M Plus terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue, Jurnal Kesehatan Komunitas, 9(3), pp. 457-458.
Sukartini, T. (2021). 'Edukasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Program Pemberantasan Sarang Nyamuk', Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(2), pp. 112-120.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H