Mohon tunggu...
Karina Sakato
Karina Sakato Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang memiliki hobby di bidang perfilman dan suka membuat cerita.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Dosen Terbaik Stikosa-Aws

18 Januari 2023   20:31 Diperbarui: 18 Januari 2023   20:39 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surabaya-Mungkin sebagian besar mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-Aws) pasti mengenal Ibu Nurtyasih Wibawanti Ratna Aminah, atau biasa disapa dengan nama Bu Nana. Terutama setelah beliau menerima predikat menjadi dosen tetap terbaik, pada acara wisuda ke-26 Stikosa-Aws yang diadakan pada Sabtu (26/11/22) di Dyandra Convension Hall.

Menjadi dosen yang terkenal killer dikalangan mahasiswa, Bu Nana justru sangat tidak menyangka dirinya mendapatkan predikat dosen tetap terbaik.

"Kalau ditanya kenapa saya bisa mendapatkan predikat dosen terbaik, saya juga tidak tahu. Saya yang jelas menjalankan tugas sebagai pendidik sesuai dengan bidangnya. Kalau dibilang untuk dosen terbaik sebenarnya banyak di sini (Kampus Stikosa), hanya edisi kali ini saja kebetulan saya. Saya juga tidak tahu kenapa" kata Bu Nana saat diwawancarai, Senin (28/11/22).

Mengawali karir sebagai penjual kosmetik selama enam tahun pada tahun 1986-1992, Bu Nana memutuskan bekerja sembari berkuliah di Stikosa-Aws, untuk mendapatkan gelar sarjananya. Sebab, dikala itu beliau akan melakukan pernikahan dan berjanji untuk membiayai kuliah adik-adik iparnya hingga lulus.

Setelah lulus sarjana pada tahun 1992 silam, Bu Nana memutuskan menghentikan usaha kosmetiknya dan melanjutkan karirnya sebagai salah satu staff  Pegawai Negeri Sipil  (PNS) pada Balai Produksi Bahan Pelatihan Audio Visual (BPBPAV), Departemen Pekerjaan Umum (PU) hingga tahun 1995. Setelah berjalan beberapa waktu sebagai seorang PNS, Bu Nana merasa bahwa PNS bukanlah passion-nya, melainkan bisnislah passion-nya. 

Namun, pada tahun 1994, suami dari Bu Nana yang kebetulan seorang dosen, mengajak BU Nana untuk menjadi tenaga pengajar di Universitas Dr. Soetomo Surabaya (UNITOMO). Karena pengajuan resign sebagai PNS membutuhkan waktu yang panjang, Bu Nana yang baru saja mengawalinya sebagai seorang dosen di UNITOMO, terpaksa bekerja rangkap sebagai seorang PNS. Hingga tahun 1995 Bu Nana resmi keluar dari tanggung jawabnya sebagai PNS. Kemudian Bu Nana mendapatkan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) pada tahun 1996, sebagai dosen tetap UNITOMO setelah dua tahun mengabdi.

Pada tahun 1998, Bu Nana kembali merintis bisnisnya dengan menjadi sales pelumas mesin, sembari menjalankan tanggung jawabnya sebagai dosen di UNITOMO. Banyak kritikan yang beliau dapat ketika menjadi seorang sales dikala juga memiliki jabatan seorang dosen di UNITOMO.

"Saat itu semua orang mengatakan gilani tidak menjaga harga diri dosen. Tapi saya hanya berpikir, selama tidak nyolong tidak masalah. Karena menjadi sales itu juga, saya bisa mengejar gelar S2 saya" Kata Bu Nana pada sesi wawancara Senin (28/11/22). Namun, setelah sekian lamanya menjadi seorang sales pelumas mesin, Bu Nana memutuskan untuk berhenti yang disebabkan oleh pandemi covid-19 kemarin.

Setelah menjadi dosen selama 18 tahun di UNITOMO, mulai dari 1994-2012, Bu Nana kemudian beranjak mejadi dosen di almamater lamanya, Stikosa-Aws. Mengajar mata kuliah dasar-dasar broadcasting jurnalistik, sinematografi, serta sosiologi komunikasi. 

Masa pengabdiannya di Stikosa-Aws yang panjang sebagai dosen selama 10 tahun, dari tahun 2012 hingga sekarang menjadikannya sangat dikenali di kampus tersebut. Baik dikalangan dosen, maupun mahasiswa-mahasiswi yang setiap tahun harus ada yang keluar karena lulus dan ada yang masuk sebagai mahasiswa baru.

Memiliki rekam jejak pendidikan S1 Ilmu Komunikasi di Stikosa-Aws dan S2 Ilmu Komunikasi di UNITOMO. Beliau juga sempat mengambil S3 jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Padjajaran (Unpad). Namun, karena keterbatasan finansial, beliau memutuskan kuliahnya di Unpad dan kembali mengambil S3 di Universitas Merdeka Malang jurusan Ilmu Sosial. Dengan semua strata Pendidikan yang beliau miliki, menjadikannya seorang dosen yang sangat berkompeten di bidangnya.

Walaupun dengan pengalaman mengajar lebih dari 20 tahun sebagai dosen, Bu Nana justru mengaku malu ketika dinobatkan sebagai dosen terbaik pada acara wisuda mahasiswa Stikosa-Aws ke-26 kemarin.

"Saya merasa malu. Saya merasa tidak layak. Karena masih banyak dosen muda lain yang lebih profesional, lebih mengabdi pada dunianya (Dunia Pendidikan). Saya merasa terlalu tua untuk dikatakan dosen terbaik. Saya juga merasa masih kurang menjalankan tugas saya sebagai dosen, karena saya sering marah-marah ke mahasiswa saya. Itu berarti saya belum bisa mengendalikan emosi saya" Ucap Bu Nana saat diwawancarai pada Senin (28/11/22).

Walaupun demikian, beberapa mahasiswa-mahasiswi baik dari semester satu maupun semester lima dan tujuh, berpikir bahwa Bu Nana layak diberikan predikat sebagai dosen terbaik. Karena beberapa diantaranya beranggapan bahwa Bu Nana marah-marah justru untuk kebaikan mahasiswa, agar lebih peka terhadap ilmu jurnalistik di zaman sekarang.

Bu Nana berpesan kepada mahasiswa-mahasiswi Stikosa-Aws, agar sebagai mahasiswa perguruan tinggi swasta, harus memiliki nilai lebih dibandingkan dari mahasiswa perguruan tinggi negeri. 

Bu Nana juga menghimbau bahwa sebagai mahasiswa-mahasiswi, harus tetap giat bekerja. Bahkan, jika diperlukan bekerja sembari berkuliah, agar mendapatkan pengalaman dan tidak hanya bermodalkan ijazah saja untuk bersaing di dunia kerja ketika kelak lulus dari perkuliahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun