Mohon tunggu...
Karina Angelia
Karina Angelia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Pemerintah dan Masyarakat Agar Indonesia Bebas Narkoba

24 April 2017   18:32 Diperbarui: 25 April 2017   03:00 31212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman serba canggih dan modern ini siapa yang tidak mengenal kata narkoba. Narkoba sendiri sudah tidak asing lagi di telinga kita, semua orang tau apa itu narkoba dan dampak yang ditimbulkan dari narkoba. Saat ini, jutaan orang telah terjerumus kedalam penyalahgunaan narkoba, ribuan nyawa melayang setiap harinya karena jeratan narkoba dan telah banyak keluarga yang hancur karena narkoba, serta tidak sedikit jumlah para pemuda penerus bangsa yang kehilangan masa depannya karena terperangkap kedalam obat haram tersebut.

Di Indonesia sendiri penyebaran narkoba telah menjadi “Darurat Narkoba” dan harus dicarikan jalan penyelesaiannya dengan segera. sangat banyak kasus yang telah ditimbulkan oleh narkoba baik materi maupun non materi serta kerugian yang sangat besar setiap tahunnya bagi Indonesia. Penyebaran narkoba di Indonesia yang setiap tahunnya semakin meningkat dipengaruhi oleh  jumlah populasi penduduk Indonesia yang besar. Indonesia menjadi salah satu pasar yang luar biasa menjanjikan bagi para mafia narkoba untuk memasukkan barang haram tersebut ke wilayah Nusantara. Pengguna narkoba di Indonesia yang terbanyak dari tahun ke tahun masih di dominasi oleh pelajar, dalam hal ini mahasiswa dan anak-anak sekolah khususnya tingkat SMA dan SMP.

Di wilayah Indonesia sendiri peredaran narkoba telah meneyabar sampai ke seluruh pelosok negeri. Sangat mudah untuk mendapatkan barang haram tersebut di wilayah-wilayah Indonesia. pemerintah pusat sudah melakukan tindakan yang cukup tegas untuk memberantas kasus narkoba di Indonesia dengan membentuk BNN (Badan Narkotika Nasional) dan BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi) yang bertugas untuk memebrantas kasus-kasus narkoba serta merehabilitasi para pengguna narkoba. 

BNN dan BNNP setiap tahunnya selalu melaksanakan sosialisasi pemberantasan narkoba untuk menekan jumlah pengguna narkoba di Indonesia. tetapi hal tersebut tidaklah cukup karena jumlah pegawai BNN dan BNNP di Indonesia sangat sedikit dibandingkan jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia. itu adalah salah satu hal yang menyebabkan kurang maksimalnya pemberantasan narkoba di wilayah Indonesia. kendala BNN yang lain adalah kurangnya perhatian masyarakat untuk melapor kepada pihak berwajib jika ada penyalahguna narkoba di lingkungannya. 

Masyarakat sering takut untuk melaporkan hal tersebut yang menjadikan Bandar dan pengguna narkoba dengan bebas berkeliaran. Pada umummnya jika ada korban dulu, barulah pihak berwajib dan BNN (Badan Narkotika Nasional) dan BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi) akan tau. Itulah yang menjadi salah satu kendala yang menjadikan BNN tidak bisa bekerja sendiri. BNN harus bersinergi dengan instansi terkait misalnya Dinas Kesehatan. Mereka harus Proaktif melakukan uji laboratorium karena Dinas Kesehatan memang ahlinya.

Untuk mengurangi jumlah pengguna narkoba di Indonesia langkah pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah sebaiknya bersilaturahmi menemui tokoh-tokoh masyarakat di daerah dan jajaran muspida. Berikutnya langkah pemberantasan juga harus dilakukan secara bergiliran dengan tindakan pencegahan. Sebaiknya dilakukan pemberantasan narkoba dalam upaya pencegahan. Terutama di provinsi-provinsi tertentu di Indonesia yang mana terkenal akan banyaknya kasus narkoba pada masyarakatnya lebih diperketat atau diperbanyak tindakan pemberantasan. Bandar-bandar dan pemakai narkoba yang sudah keluar masuk penjara juga harus dijadikan prioritas agar kejadian yang sama tidak terulang lagi.

Program untuk aspek pencegahan narkoba seharusnya sudah diterapkan sejak dini, sejak TK dan SD. Tapi, dengan bahasa tertentu yang disesuaikan dengan usia. Intinya harus ditanamkan pemahaman kepada anak-anak bahwa narkoba itu membahayakan. Program seperti itu memang sudah berjalan di beberapa provinsi provinsi besar di wilayah Indonesia. tetapi masih banyak provinsi dan daerah-daerah terpencil di Indonesia yang jauh dari kota belum mendapatkan sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Itu yang menyebabkan masyarakat di desa sangat mudah dipengaruhi oleh penyebaran narkoba.

 Pemerintah provinsi dan daerah juga seharusnya memerintahkan kepala dinas untuk memberikan materi tambahan tentang akibat buruk narkoba dan memberitahu bahwa narkoba adalah salah satu kejahatan luar biasa. Pemberian materi tambahan tentang akibat buruk narkoba ini juga sangatlah penting bagi para pelajar yang sangat rentan akan serangan obat haram tersebut. tetapi Hal ini tidak bisa serentak dilaksanakan karena tergantung otonomi setiap daerah juga. Jadi untuk hal penambahan kurikulum narkoba di sekolah ini kepala dinas pendidikan bergabung dengan kapolri harus melakukan pendekatan kepada masing-masing pemerintah daerah.

Hal tersebut ditanamkan sejak dini agar generasi muda bangsa Indonesia tau kejahatan dan kerugian apa yang ditimbulkan dari narkoba. Karakteristik tindak pidana narkoba berbeda dengan tindak pidana lainnya, kejahatan ini temasuk kejahatan luar biasa (Extra Ordinary Crime) pergerakannya bersifat nasional dan antar Negara (Transnational Crime). Dalam pengungkapannya juga mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi, terutama di dalam pembuktiannya. Modus yang dilakukan sering menggunakan teknik yang licik dan pelaku selalu berupaya menghindar dari pengawasan petugas dengan berbagai cara yang kadang di luar akal sehat.

Sindikat narkoba mempunyai jaringan yang sangat luas, baik ke atas maupun ke bawah. Hal ini diperparah dengan terbatasnya orang yang mau melaporkan adanya tindak pidana narkotika di lingkungannya dengan alasan keselamatan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi penegak hukum di saat melakukan penyelidikan dan penyidikan. Banyak teknik penyidikan dan penyelidikan yang kerap digunakan untuk memburu para pelaku tindak kejahatan narkoba. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan bahwa Indonesia pada saat ini dalam kondisi darurat narkoba dengan jumlah kematian 50 orang per hari karena barang haram ini. 

Lebih lanjut BNN (Badan Narkotika Nasional) mengatakan bahwa kerugian Negara akibat narkoba mencapai Rp. 63,1 triliun. Sementara di Indonesia diketahui sekitar 60 jaringan narkoba yang beroperasi. Ini berarti rata-rata Rp. 1 triliun tiap jaringan.keterbatasan jumlah personil BNN (Badan Narkotika Nasional) dan BNNP (Badan Narkotika Nasional dan Provinsi) yang menjadi hambatan pemberantasan narkoba di Indonesia. personil BNN pada saat ini diperkirakan hanya 4.600 orang, masih jauh dari jumlah ideal yakni 74 ribu orang. Ini menunjukkan sangat jauh dari kemampuan jumlah. Dari 250 juta penduduk Indonesia, 125 juta diantaranya merupakan usia produktif. Dengan jumlah yang sedemikian banyak itu bagaimana BNN (Badan Narkotika Nasional) bisa menjaga 125 juta manusia terhadap narkoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun