Mohon tunggu...
Karina Dwi Sudaryanti
Karina Dwi Sudaryanti Mohon Tunggu... Lainnya - S1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

Permasalahan Kemiskinan di Tengah Kota Kabupaten Jember

1 November 2020   15:38 Diperbarui: 1 November 2020   15:45 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara layak seperti dalam keterbatasaan pendapatan, kondisi kesehatan, penguasaan aset ekonomi, akses informasi, serta keterampilan.  Pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemiskinan yang ada menggunakan pendekatan moneter atau bersifat materi. 

Pengukuran dengan pendekatan moneter dapat dilakukan dengan menggunakan data pengeluaran sebagai pendekatan pendapatan rumah tangga. Selanjutnya data mengenai pengeluaran masyarakat tersebut di perbandingkan dengan batas nilai tukar rupiah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum masyarakat. 

Maka batas ini sering disebut juga sebagai garis kemiskinan. Penduduk yang memiliki pengeluaran lebih kecil dibandingkan dengan garis kemiskinan yang sudah di tetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang di hitung melalui data survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

Selain dengan mengunakan pendekatan moneter, tingkat kemiskinan juga dapat diukur dengan menggunakan aspek lain seperti akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, kepemilikan barang berharga, kebebasan berpendapat, kesempatan dalam berpartisipasi di dalam kegiatan yang ada di masyarakat serta mendapatkan informasi publik.

Sedangkan Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran perbulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan di Indonesia dapat diukur dari beberapa faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, kesehatan, kebutuhan pangan, kebutuhan akan perumahan, dan air minum.  

Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten yang memiliki angka kemiskinan yang cukup besar di Jawa Timur. Jumlah penduduk miskin yang ada di Kabupaten jember disebabkan karena banyaknya masyarakat yang berasal dari luar Kabupaten jember yang masuk dan menetap di Jember. Dari situ maka muncullah berbagai permasalahan yang kerap kali di temui di berbagai sudut kota seperti banyaknya pengemis dan gelandangan.

Keberadaan gelandang dan pengemis (GEPENG) di Kabupaten Jember tiap hari kian bertambah dan makin sulit untuk diatur. Penyebab banyak nya gelandangan dan pengemis yang ada di Kabupaten Jember bukan selalu karena kurangnya lapangan kerja, tetapi adanya faktor yang berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri yaitu  tidak adanya keinginan untuk berusaha mencari lowongan pekerjaan serta kurangnya keterampilan yang mereka miliki. 

Dan pada kenyataannya pada saat ini banyak kita lihat gelandangan dan pengemis yang masih mampu dalam berusaha tetapi, dalam artian berusaha untuk yang penting bisa makan.

Namun pada tahun 2019 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember kemiskinan di Kabupaten Jember mengalami penurunan sebesar 0,73 persen dibandingkan dari tahun 2018. 

Karena mulai tahun 2017 sampai tahun 2019 tingkat kemiskinan di Kabupaten Jember menunjukkan trend positif. Kemiskinan di Kabupaten Jember pada 2016 mencapai 10,97 % sedangkan pada tahun 2017 mengalami peningkatan mencapai 11%. Namun mulai tahun 2018 sampai 2019 persentase kemiskinan di Kabupaten Jember semakin menurun bisa dilihat pada tahun 2018 persentese kemiskinan mencapai 9,98% dan pada tahun 2019 mencapai 9,25%.

Turunnya angka kemiskinan di Kabupaten disebabkan oleh beberapa faktor yaitu salah satunya Pemerintah Kabupaten Jember mewajibkan bagi para investor asing untuk merekrut tenaga kerja yang memiliki KTP asli Jember hal ini bertujuan guna memaksimalkan sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Jember supaya bisa memiliki daya saing dengan sumber daya manusia dari daerah-daerah yang ada disekitar kabupaten jember. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun