Mohon tunggu...
Karina AuliaPurwanti
Karina AuliaPurwanti Mohon Tunggu... Editor - kominfo kelompok 22 kkn RDR ke-77 UIN Walisongo

kominfo ini merupakan devisi komunikasi dari kelompok 22 KKN RDR UIN Walisongo

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pentingnya Analisis Diri Saat Menghadapi A Quartel Life Crisis

15 November 2021   20:21 Diperbarui: 15 November 2021   20:25 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Seiring berjalannya waktu, semakin kita menua. Di quarter life crisis ini banyak sekali hal-hal yang belum bisa aku pisahin, mana sih yang penting? Dan mana yang enggak. Kayanya disini enggak aku doang yang ngalamin, karena sebagian orang juga mengalami masa-masa ini.

Jadi diumur ini aku merasa sangat butuh suatu ilmu atau bacaan tentang gimana misahin hal-hal yang penting dan mana yang enggak, lebih tepatnya, gimana sih cara menghadapi Quarter life crisis. Apakah aku sudah benar-benar menjadi diri sendiri. Atau masih mengikuti orang lain atau bahkan hidup dalam kemauan orang lain, kita sangat butuh beberapa analisis kecil tentang diri kita.

A quarter life crisis sendiri adalah krisis dimana kita di titik seperempat abad, mungkin kira kira diumur 18-30 tahun. Saat-saat dimana sebagian orang ngerasa gak punya tujuan hidup, bingung mau jadi apa, cemas berlebihan tentang masa depan, galau dan lain sebagainya. Yang aku rasain sih biasanya tentang percintaan, karir dan kehidupan sosial. 

Nggak Cuma itu, kadang aku juga terlalu mikirin tentang eksistansiku sebagai manusia. Beberapa hasil dari analisis kecilku, penyebab quarter life crisis adalah ketika ada masalah dewasa yang pertama kali ada dalam diriku yang masih dewasa muda. 

Contohnya nih, mengalami masalah pekerjaan, menata tujuan dan rencana karir masa depan tapi nggak bisa menuhin rencana itu, mengalami putus cinta setelah menjalani hubungan yang cukup serius dan cukup lama. Kadang bisa juga krisis ini dipicu dari sifat iri. Iri ngeliat temen udah capai impiannya, termasuk liat mantan doi nikah duluan kali ya haha/

Sekarang aku mau bahas tentang tanda-tanda kamu ngalamin a quarter life crisis. Yang pertama dan yang paling umum dirasain yaitu ngerasa bingung tentang masa depannya. Di umur kita yang udah 20 tahun ini kita seringkali mikir, mau jadi apa ya aku besok. Ketika kita duduk di bangku sekolah. Tanggung jawab kita juga termasuk tangung jawab orang tua bukan. Gak selamanya kita ada di tangan orang tua. 

Kita harus melangkah, mau melangkah maju atau mundur. Disaat kaya gini kita juga seringkali terjebak di situasi yang tidak disukai, salah jurusan, salah universitas, salah milih pasangan terus pas mau mutusin gak tega. Beberapa keadaan yang gak disukai sehingga ngebuat diri kita tertekan. Jadilah kita bimbang, bingung, cemas akan suatu hal yang sudah menjadi pilihan kita sendiri.

Cara menghadapi Quarter life crisis menurut aku nih. Sebenarnya wajar jika kita ngalamin quarter life crisis cuman jangan remehin hal ini ya, karena kalau gak kita hadapin dengan baik ya bisa berubah menjadi cemas berlebihan yang berujung depresi. Yang pertama dan yang paling utama nih, berhenti membandingkan diri dengan orang lain, alias jangan ngurusin orang. Selain hal itu membuang waktumu dan mebuatmu khawatir, hal itu juga yang bikin kita berhenti mikir, alih alih mikirin kehidupan kita sendiri, eh malah sibuk mikirin dan ngebandingin dari orang lain.

Tetap fokus dan percaya bahwa tujuan itu pasti ada, entah kita yang nge ada in hal itu atau datang tanpa disadari, kembali lagi seperti di awal tadi kita harus analisis kecil tentang diri kita. Isi hari hari kamu dengan hal positif, jangan bikin celah untuk ngelakuin hal-hal yang gak penting, kali ini bener-bener analisis tentang apa yang menurutmu penting dan apa yang engak. 

Mencoba untuk memilah mana hal-hal yang bisa kita kendaliin dan mana yang enggak. Memikirkan hal-hal yang ada diluar kendali kita emang bisa bikin stres, contohnya nih presepsi orang lain, opini orang lain, tindakan orang lain. Itu semua diluar kendali, meskipun begitu kita masih punya kendali penuh untuk mengatur diri kita sendiri, mengatur opini, pikiran, dan sikap kita dalam menghadapi sesuatu.

Lingkari lingkungan kamu dengan hal hal yang ngedukung impian dan cita-citamu. Cari orang yang punya minat yang sama. Menurut pengalaman aku sih, bakal ngebantu banget. Belajar mencintai diri sendiri, membuat batasan tentang mana yang kita butuhin dan mana yang enggak. 

Batasan tentang mana yang bikin kita maju dan mana yang enggak. Kita butuh yang namanya tegas untuk mencintai diri sendiri, melepas ketersinggungan orang lain yang sebenernya bukan tanggung jawab kita. Quarter life crisis bisa menyerang siapa saja, karena hakikatnya selama kita hidup, selama itu pula kita dihadepin oleh berbagai masalah. 

Dalam menghadapi krisis ini kita ngebutuhin fisik dan mental yang kuat supaya krisis ini gak terus berlanjut dalam diri kita. Oleh karena itu selain memperhatikan kesehatan jiawa kita juga harus merhatiin kesehatan fisik kita, merawat diri, berolahraga, dan mengonsumsi makanan bergizi. Kalau kamu ngerasa mengalami kesulitan dalam menghadapi a quarter life crisis ini jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater ya!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun