Tragedi yang menelan ratusan jiwa di stadion Kanjuruhan Malang, menambah daftar buram dunia sepak bola nasional kita. Seolah olah raga yang digemari oleh semua kalangan ini terus dirundung masalah tak berkesudahan. Sebab itu tidak berlebihan jika mengatakan reformasi sepak bola nasional kita merupakan kebutuhan mendesak.
Pada kemudian hari kita tidak ingin lagi ada jiwa-jiwa muda nyawanya melayang lantaran menonton hiburan yang bernama sepak bola. Dan jika di masa yang akan datang masih berulang kembali peristiwa yang mengerikan seperti yang disinggung di atas, sungguh ini merupakan kebodohan yang hakiki.
Mengurai Semrawut Sepak Bola Indonesia
Jika dianalogikan, sepak bola nasional kita seperti benang kusut yang tak ketahuan ujung pangkalnya. Sehingga untuk membenahi seolah hal yang mustahil, kesulitan itu bagai menegakkan benang yang basah. Pada titik inilah asosiasi yang menaungi seluruh klub sepak bola tanah ditunggu kinerja untuk menghasilkan sepak bola Indonesia yang mendunia.
Harapan besar untuk segera mungkin PSSI melakukan pembenahan sepak bola dalam negeri tetap masih ada. Walaupun organisasi yang berdiri sejak 1930 tahun ini, bukan umur yang muda lagi bagi perjalan sebuah organisasi. Namun dalam menapaki sejarah sepak bola Indonesia, sering asosiasi ini dirundung banyak masalah.
Sebut saja mulai dari yang jamak diketahui bersama seperti pengaturan skor, dualisme liga 1, sejumlah pengurusnya dibekuk Satuan Tugas Anti Mafia Bola, puncak sampai PSSI dibekukan FIFA karena pemerintah dianggap mengintervensi federasi. Ini mungkin sekelumit permasalahan yang ada selama beberapa tahun terakhir ini.
Melihat rekam jejak organisasi tadi, bukan tidak mungkin banyak individu yang pesimis dengan masa depan sepak bola kita. Namun sebagai sebuah bangsa yang memiliki potensi besar dalam dunia sepak bola, sepatutnya harus terus mendorong asosiasi tersebut untuk berbenah. Sehingga di masa yang akan datang PSSI menjelma sebagai organ yang akuntabel, transparan dan profesional dalam mengelola sepak bola dalam negeri.
Kepemimpinan PSSI
Seolah kurang lengkap tidak membahas soal kepemimpinan PSSI sebagai bagian dari reformasi sepak bola Indonesia. Mengingat dalam waktu dekat akan diadakan Kongres Luar Biasa PSSI yakni pada 16 Februari 2023 mendatang. Dan salah satu agendanya yakni menjaring dan memilih ketua umum PSSI.
Sebagaimana yang diketahui bersama bahwa sebuah organisasi akan berjalan dengan baik dan semestinya dengan menggantungkan diri kepada pemimpin, sistem dan umur organisasi itu sendiri. Dua yang disebutkan terakhir tentunya PSSI sudah pada jalur yang tepat. Dan di sisi lain, soal pemimpin yang diperlukan saat ini yaitu sosok mumpuni, tegas dan memiliki pengalaman yang mentereng di dunia sepak bola.
Kriteria yang disebutkan di atas merupakan suatu kebutuhan yang mendesak mengingat sepak bola kita seakan stagnan. Dapat dilihat dari peringkat sepak bola kita di FIFA dan juga prestasi Tim Nasional Indonesia yang kurang mendapatkan hasil yang baik dalam beberapa tahun ini.
Dengan begitu, para pemangku kepentingan dan yang memiliki suara untuk memilih ketua PSSI, sadar akan keadaan saat ini. Serta yang tidak kalah penting yaitu harus terus saling mendukung untuk memajukan sepak bola Indonesia berkembang lebih cepat. Sehingga dapat menyusul negara-negara Asia yang sudah mapan dan tampil di Piala Dunia, seperti Arab Saudi, Jepang, dan Korea Selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H