Mohon tunggu...
D karimah
D karimah Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Perempuan, Pertama, Sedikit Keras Kepala Tapi Banyak Kasih Sayangnya

Perjalanan hidupku adalah satu buku novel, setiap bab aku bertemu tokoh-tokoh baru, yang mengubah alur ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hatinya Sudah Mati Terbunuh Ambisi

20 Juni 2024   09:24 Diperbarui: 20 Juni 2024   09:39 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Redup selalu menyambut pagi di Kota Ini

Udara dingin juga selalu menusuk, membuat keluar rumah menjadi kegiatan yang aku hindarkan. 

Perasaan sendu terus menghantui setiap orang di dalamnya

Seolah semesta sedang berduka

Atas terbunuhnya hatinya

Rasa welas dan kasih di dalamnya ikut sirna

Membusuk beberapa detik setelah hati itu menyatu dengan tanah. 

Ambisinya disalahkan atas matinya hati itu

Ambisi mengusai hidupnya, dengan segala culas mengekor di belakangnya

Hal-hal besar sudah menanti di depan matanya

Dengan hanya bekal ambisi dan rasa bangga pada dirinya sendiri, apa rasa hal besar itu nanti?

Menjadi penonton di barisan pinggir, agar tidak terhantam lajunya yang begitu cepat, aku berdoa dengan tidak lugas, memohon tidak ada tikungan yang membuatnya terjatuh. 

Karena hati sudah meninggalkannya, saat dia terjatuh, maka ambisi akan semakin buas menggerogoti dirinya. 

Hingga membutakan mata dan pikirannya, lalu dunianya hanya diisi rasa tidak puas dan ingin terus menjadi besar. 

Pada babak akhir, penyesalan  akan terbunuhnya  hati hanya akan ia temui di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun