Redup selalu menyambut pagi di Kota Ini
Udara dingin juga selalu menusuk, membuat keluar rumah menjadi kegiatan yang aku hindarkan.Â
Perasaan sendu terus menghantui setiap orang di dalamnya
Seolah semesta sedang berduka
Atas terbunuhnya hatinya
Rasa welas dan kasih di dalamnya ikut sirna
Membusuk beberapa detik setelah hati itu menyatu dengan tanah.Â
Ambisinya disalahkan atas matinya hati itu
Ambisi mengusai hidupnya, dengan segala culas mengekor di belakangnya
Hal-hal besar sudah menanti di depan matanya
Dengan hanya bekal ambisi dan rasa bangga pada dirinya sendiri, apa rasa hal besar itu nanti?