Mohon tunggu...
D karimah
D karimah Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Perempuan, Pertama, Sedikit Keras Kepala Tapi Banyak Kasih Sayangnya

Perjalanan hidupku adalah satu buku novel, setiap bab aku bertemu tokoh-tokoh baru, yang mengubah alur ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Film

Spoiler Episode 11 Poong, The Joseon Psychiatrist

17 Oktober 2022   12:16 Diperbarui: 17 Oktober 2022   13:02 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Im Soon Man terkejut saat mengetahui bahwa yang membawa mayat pelayan istana tersebut merupakan Sin Woo, yang beberapa waktu lalu ia bunuh. Sin Woo memohon kepada ayah tirinya, Penasihat negara, Jo Tae Hak, agar diberi kesemapatan lagi untuk membunuh Poong, itu ia lakukan untuk mempertahankan kedudukannya sebagai anak angkat penasihat negara tersebut.

Sementara itu, Poong dan Eun Woo kemabli ke klinik dengan membawa kabar bahwa Wol sudah meninggal, demi mendengar kabar tersebut semua orang di klinik, Man Bok, Ip Bun, Nenek, Nam Hae, Jang Goon menangis.

Keesokan harinya, Poong memutuskan untuk pergi ke Hanyang untuk menemui raja, dan menyampaikan kabar tersebut. Tentu saja Poong tidak sendiri, ia ditemani oleh Eun Woo. Eun Woo sangat membantu dalam perjalanan tersebut, terutama saat memasuki gerbang ke Hnayang.

Saat sampai di istana, tentu saja Raja kecewa mendengar kabar Wol meninggal, sementara Wol lah satu satunya saksi yang ia punya atas kejadian meninggalnya Raja sebelumnya.  Namun setelah itu raja mengajak Poong dan Eun Woo untuk melihat jasad Pelayan istana  yang bertugas mencicipi makanan untuk raja. Ia meninggal karena racun di makanan raja. Saat Pong dan Eun Woo mengeceknya, penyebab Meninggalnya pelayan tersebut disebabkan oleh racun dari tanaman dansacho yang sempat dialami juga oleh Eun Woo.

Poong dan Eun Woo harus bermalam di Hanyang karena sudah terlalu larut untuk pulang ke Desa Sorak. Poong mengajak Eun Woo pulang ke rumahnya yang sudah lama kosong.

"Di sinilah akau kehilangan ibuku, aku bersumpah tidak akan kehilangan siapapun lagi. Itu sebabnya aku menjadi tabib, namun aku tetap kehilangan ayahku. Aku kehilangan terlalu banyak orang" keluh Poong saat mengenang rumah tersebut.

Saat Poong dan Eun Woo berada di Hanya, Klinik Tabib Gye kedatangan pasien baru yang mengalami gangguan kejiwaan karena opium. Tabib Gye mencari tahu dan menemukan fakta bahwa penyebar opium tersebut merupakan Im Soon Man.

Namun tidak mudah untuk menangkan Im Soon Man karena ia berada di bawah lindungan penasihat negara, Cho Tae Hak. Karena Im Soon Man memegang jarum Stiletto yang berubah warna, yang merupakan barang bukti meninggalya raja sebelumnya. Im Soon Man memanfaatkannya untuk meminta bantuan Cho Tae Hak agar melindunginya.

Yang lebih parah, Im Soon Man menangkap tabib Gye dan juga semua orang di Klinik. Saat Poong dan Eun Woo Pulang, mereka hanya melihat nenek dan pasien baru yang kecanduan opium tersebut.  Tabib Gye, Man Bok, Ip Bun, Nenek, Nam Hae,dan Jang Goon dibawa ke ladang opium milik Im Soon Man., mereka ditali dan dikurung.

Tidak membutuhka waktu lama bagi Poong dan Eun Woo untuk menemukan lokasi Tabib Gye dan yang lain. Eun Woo mampu menebak racauan dari nenenk dan pasien tadi dan menjadikannya petunjuk.

Poong dan Eun Woo menyelinap masuk ketempat tersebut dengan cara mlemparkan boom asap racikannya yang mempu mengecoh para penjaga, sehingga mereka dpat menyelamatkan Man Bok dan yang lain. Hanaya saja Tabib Gye di kat di tempat yang berbeda, saat Poong mencoba menyelamatkannya, Im Soon Man datang dan mengancam untuk membunuh Poong.

Sepersekian detik sebelum pedang Im Soon Man mengenai leher Poong, Hakim datang dengan pasukannya lalu membakar ladang opium tersebtu. Im Soon Man lari mencoba menyelamatkan diri. Namun tetepa isa terkeoung oleh Poong dan pasukan Hakim.

Sebelum tertangkap Im Soon Man sempat mengecoh dan mencoba menusuk Poong, namun dapat di tepis oleh Poong. Ternyat serangan yang didapat Poong tidak hanya itu saja. Ada orang lain dari kejauhan yang menembakkan anak panah ke tubuh Poong dan tepat mengenai perutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun