Papan bunga lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bentuk ucapan selamat, menjadi  media komunikasi visual untuk manifestasi. Menurut KBBI, manifestasi merupakan perwujudan sebagai suatu pernyataan perasaan atau pendapat. Manifestasi pada papan bunga berbentuk simbol-simbol untuk mengkomunikasikannya sehingga dapat memicu persepsi terhadap target audiens. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pengaruh penggunaan bahasa dan simbol dalam papan bunga terhadap persepsi audiens, tentang kedekatan emosional antara pengirim dan penerima dalam konteks perayaan wisuda. Dengan menggunakan perspektif sosiologi, penelitian ini akan menganalisis bagaimana tiga paradigma dalam ilmu sosiologi yaitu paradigma fungsional, simbolik, dan konstruksi sosial dapat menjelaskan fenomena ini.Â
Dalam membedah bahasa dan simbol dalam papan bunga dan melihat keselarasan dengan persepsi audiens, penelitian ini menggunakan teori Semiotika Pierce yang mempelajari pertandaan dan pemaknaannya (Sidik, 2018). Menurut Pierce, sebuah tanda memiliki fungsi untuk mewakili sesuatu yang lain. Sehingga tanda disebut sebagai representamen dari berbagai hal lain yang akan dimaknai oleh orang yang melihatnya, makna tersebut disebut dengan interpretan. Teori Semiotika Pierce mengemukakan teori segitiga makna yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant. Â Tiga elemen tersebut terbagi lagi, diantaranya dalam objek terdapat: ikon, indeks, dan simbol; dalam representamen terdapat qualisign, sinsign, dan legisign; serta dalam interpretan terdapat: rheme, disent, dan argument (Pangestuti, 2021).
Identifikasi data identitas, informasi, dan promosi pada Papan Bunga Sukacita
Fungsi identitas  : Dalam papan bunga, tercantum nama pengirim yaitu Rafi Fadhil dan nama penerima yaitu Diza Putri Maharani sebagai wisudawan dan kekasihnya.Â
Fungsi informasi: Dalam papan bunga, tersemat sebuah informasi berupa ucapan selamat wisuda dari seseorang kepada kekasihnya. Informasi itu didukung dengan ucapan permintaan maaf dan alasan permohonan maaf, serta status hubungan antara pengirim dengan penerimanya. Informasinya sebagai berikut; "SELAMAT WISUDA, DIZA PUTRI MAHARANI" "MAAF AKU TIDAK BISA MENGHADIRI WISUDAMU KARENA AKU MANGGUNG DI BALIKPAPAN" Â "DARI PACARMU RAFI FADHIL"
Fungsi promosi  : Dalam papan bunga, tersemat sebuah kalimat "DARI PACARMU RAFI FADHIL" kalimat ini mengindikasikan adanya upaya penunjukan diri sebagai seorang kekasih dari penerima papan bunga. Kalimat "MAAF AKU TIDAK BISA MENGHADIRI WISUDAMU KARENA AKU MANGGUNG DI BALIKPAPAN" menunjukkan pesan secara tersirat mengenai perkembangan karir bermusiknya yang saat ini sedang mengisi pertunjukkan musik di Balikpapan.  Selain itu, terdapat kartu nama berisi informasi Toko Bunga Tulip yang berisi logo, nomor kontak dan informasi Toko sebagai bentuk promosi dari penyedia jasa papan bunga
Analisis Semiotika menurut Pierce pada Papan Bunga Sukacita Rafi Fadhil menggunakan Paradigma Sosiologi
Representamen pada teori semiotika Pierce terbagi menjadi tiga, yaitu qualisign, sinsign dan legisign (Pangestuti, 2021). Qualisign adalah sesuatu yang dianggap tanda berdasarkan sifatnya. Papan bunga tersebut menampilkan bunga berwarna hangat yang mengisyaratkan kebahagiaan dan didukung dengan latar warna merah yang identik dengan cinta atau romantisme. Warna putih pada tulisan "Maaf aku tidak bisa menghadiri wisudamu" memberi kesan ketulusan, sedangkan warna kuning pada tulisan "Dari pacarmu Rafi Fadhil" menunjukan kasih sayang dan semangat positif. Sinsign adalah tanda berdasarkan tampilan nyatanya. Huruf kapital pada papan bunga mewakili teriakan penyesalan, sedangkan tulisan pengirim yang dibuat lebih besar dan mencolok merupakan bentuk unjuk diri Rafi Fadhil sebagai kekasih Diza. Legisign adalah tanda berdasarkan peraturan atau norma yang berlaku, hal ini dapat dilihat dari penggunaan bunga sebagai bentuk perayaan dan kartu nama sebagai kepemilikan toko.
Pada objek, terbagi menjadi 3 bagian yaitu ikon, indeks dan simbol (Pangestuti, 2021). Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan dengan acuan atau referensinya. Berdasarkan papan bunga suka cita milik Rafi Fadhil, indikasi ikon ada pada penggunaan bunga suyok dan styrofoam yang dibuat menyerupai bunga asli serta pita. Penggunaan bunga-bunga turut ditata menyerupai bingkai dalam bidang persegi panjang yang serupa dengan kartu, didukung kalimat "SELAMAT WISUDA" pada bagian atas papannya sebagai pembuka. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan dan peristiwa di antara representasi serta objeknya. Dalam hal ini, papan bunga sukacita dari Rafi Fadhil mengindikasikan keterkaitan peristiwa dengan representasi pada objeknya, yaitu melalui penggunaan kalimat "SELAMAT WISUDA", "DIZA PUTRI MAHARANI", dan kata-kata lanjutannya yang mengindikasikan adanya hubungan asmara antara Rafi Fadhil. Simbol adalah tanda yang bersifat hasil dari kesepakatan sosial. Dalam pembahasan kali ini, papan bunga sukacita merupakan simbol dari bentuk visualisasi suara atas fenomena sosial tertentu. Bunga artificial dan pita styrofoam juga menjadi simbol hiasan perayaan, karena berupa replika dari yang aslinya. Pada papan bunga sukacita Rafi Fadhil mengandung beberapa unsur simbol, yaitu penggunaan kalimat "DARI PACARMU RAFI FADHIL" sebagai pernyataannya yang bernuansa promosi kepada audiens bahwa dirinya adalah kekasih Diza, sehingga secara keseluruhan pesan merupakan isi hatinya. Selain itu, Rafi juga menyiratkan karirnya melalui kalimat "AKU MANGGUNG DI BALIKPAPAN" dalam dunia musik. Selain bentuk promosi dari Rafi, terdapat secarik kertas "Toko Bunga Tulip" yang merupakan bentuk kesepakatan sosial bahwa hal ini adalah bentuk dari promosi.
Pada bagian Interpretan terbagi kedalam 3 macam yaitu Rheme, Dicent, dan Argument (Pangestuti, 2021). Rheme merupakan tanda yang memiliki penafsiran berbeda. Dalam papan bunga ini, rheme latar warna merah pada papan bunga ini mengandung makna ganda: emosi yang kuat dan kasih sayang. Bunga dan huruf kapital memperkuat pesan emosional, sementara penonjolan nama pengirim menunjukkan adanya unsur pamer dan romantisme. Dicent merupakan suatu tanda yang sesuai dengan kenyataannya, Papan bunga tersebut merupakan ucapan selamat wisuda dari Rafi Fadhil kepada pacarnya, Diza Putri Maharani. Kalimat permintaan maaf menunjukkan bahwa Rafi Fadhil tidak bisa hadir dalam acara wisuda pacarnya. Sementara Argument merupakan tanda yang terdapat suatu alasan tertentu dibaliknya. Papan bunga tersebut menjadi simbol perwakilan dari Rafi Fadhil yang tidak bisa hadir dan menjadi media manifestasi yang ingin disampaikan untuk pacarnya.
Sehingga, dalam papan bunga sukacita milik Rafi Fadhil, penggunaan objek-objek dalam papan bunga seperti penggunaan bunga suyok, ornamen, kalimat ucapan selamat, isi pesan, dan identitas yang disampaikan merepresentasikan kebahagiaan, kehangatan dan ketulusan dalam hubungan asmara yang didukung dengan penggunaan warna, ukuran, dan jenis font tertentu yang menghasilkan interpretasi di masyarakat sebagai bentuk manifestasi dari romantisme.
Papan bunga sebagai bentuk manifestasi ungkapan ekspresi melalui media komunikasi visual, dapat dipandang melalui paradigma sosiologi. Dalam hal ini, papan bunga milik Rafi Fadhil dapat ditinjau dengan sudut pandang sosial, diantaranya adalah paradigma fungsional, simbolik, dan konstruksi sosial.
Melalui paradigma fungsional, papan bunga dipandang sebagai media komunikasi visual bagi individu atau kelompok yang tertarik memanifestasikan ekspresi isi hati dan pikirannya. Pada papan bunga sukacita ini, Rafi memanfaatkan media ini untuk menyalurkan isi hatinya, baik dalam memberi selamat atau kekhawatirannya atas ketidakhadirannya saat acara wisuda kekasihnya, Diza. Identitas penerima papan bunga dinyatakan melalui susunan kalimat "SELAMAT WISUDA" dan "DIZA PUTRI MAHARANI" yang mengindikasikan bentuk perayaan atas selesainya perkuliahan seorang mahasiswa bernama Diza. Begitu juga dengan identitas dari pengirim yang diwakili melalui kalimat pada bagian bawah papan bunga, yang berbunyi "DARI PACARMU RAFI FADHIL". Dengan kalimat tersebut, pengirim menyatakan keterkaitannya dengan pengirim melalui status hubungan mereka yang saat ini sedang menjalin asmara. Penggunaan warna-warna hangat pada papan bunga, dalam kasus ini milik Rafi seperti merah, kuning, putih, merah muda, berfungsi sebagai perwujudan kebahagiaan. Lebih fokus lagi, warna merah mengindikasikan unsur romantisme, sehingga mendukung konteks pesan antara Rafi dan Diza. Adapun unsur identitas di luar pengirim dan penerima adalah tanda pengenal toko pengrajin dari papan bunga milik Rafi, yaitu Toko Bunga Tulip, yang ditempel pada bagian bawah papan bunga. Tanda pengenal "Toko Bunga Tulip" menjadi bentuk dari promosi jasa pembuatan papan bunga.
Dalam paradigma simbolik, papan bunga berfungsi sebagai media untuk memvisualisasikan hasil dari manifestasi yang dirasakan oleh Rafi Fadhil kedalam bentuk-bentuk yang menyimbolkan perasaannya pada saat acara momen wisuda pacarnya Diza Putri Maharani yang tidak bisa Rafi hadiri. Proses pengambilan keputusan dalam mendesain yang dilakukan oleh Rafi Fadhil bersama dengan Toko Tulip, menghasilkan papan bunga berwarna merah dengan dekorasi bunga suyok berisikan ucapan selamat wisuda dan pesan permintaan maaf yang menyimbolkan perasaan hangat, juga romantis sesuai dengan semiotika hasil dari interpretasi audiens yang melihatnya. Namun disisi lain juga Rafi Fadhil memiliki niatan tersendiri untuk bersuara secara lantang melalui media papan bunga ini sebagai ajang flexing yang disimbolkan dengan penggunaan font yang seluruhnya kapital, terutama pada bagian pengirim sengaja dibuat dalam ukuran yang lebih besar dan berwarna kuning sehingga lebih ter-highlight daripada teks yang lainnya. Tetapi meskipun Rafi Fadhil secara sadar memiliki niatan untuk flexing, Rafi juga tidak melupakan tujuan utamanya untuk bersukacita bahagia kepada kekasihnya dengan membedakan pemilihan font pada bagian selain pengirim yang menggunakan gaya serif, sehingga kesan santainya lebih terasa.
Dari segi paradigma konstruksi sosial, terdapat tiga tahap dialektika manusia dan masyarakat, yaitu eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Papan bunga yang berada dalam proses objektivasi dan berdiri sendiri sebagai objek di acara wisuda ISI Yogyakarta ini merupakan hasil dari eksternalisasi Rafi Fadhil sebagai pengirim. Papan bunga tersebut berisi curahan ekspresi perasaan menyesalnya karena tidak dapat hadir di acara wisuda kekasihnya. Papan bunga ini kemudian diinterpretasikan secara pribadi oleh masyarakat sebagai bentuk keromantisan Rafi Fadhil kepada kekasihnya. Diza sebagai kekasih Rafi juga mengungkapkan rasa bahagia dan terharu atas upaya kekasihnya yang sebelumnya tidak dikenal romantis seperti laki-laki pada umumnya.
Keselarasan Hasil Analisis Semiotika Pierce dengan Persepsi yang ingin diangkat Rafi Fadhil
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengirim, Rafi Fadhil mengungkapkan bahwa dorongan utama untuk mengirimkan papan bunga ini adalah sebagai bentuk emosi pribadinya karena tidak bisa hadir di dua momen penting kekasihnya, yaitu saat sidang akhir dan wisuda. Sehingga papan bunga tersebut berperan sebagai bentuk upayanya sebagai representasi kehadirannya. Di lain sisi, Rafi juga ingin membuat kekasihnya malu karena dikirim papan bunga besar yang seolah-olah mengumumkan ke seluruh audiens tentang hubungan asmara mereka serta unjuk diri secara tersirat tentang karirnya dalam kalimat "manggung di Balikpapan".Â
Kalimat yang digunakan juga bersifat santai agar tidak terkesan romantis dan ingin bernuansa canda atau lucu. Namun, persepsi yang ingin diangkat Rafi Fadhil ternyata berbeda dengan hasil analisis semiotika Pierce. Dalam hasil analisis semiotika Pierce, karangan papan bunga sukacita ini menunjukkan kasih sayang dan rasa cinta layaknya sepasang kekasih. Jika dilihat dari proses interpretasi semiotika sebelumnya, terlihat adanya perbedaan makna dari proses eksternalisasi pengirim dan internalisasi penerima serta audiens. Adanya faktor subjektivitas dari proses internalisasi di lingkup sosial ini menyebabkan terjadinya perubahan makna dari papan bunga.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan bunga menjadi perwujudan dalam mengungkapkan ekspresi yang dapat dipandang melalui berbagai paradigma dalam dinamika sosial masyarakat, baik secara fungsional, simbolik, dan konstruksi sosial. Namun, berdasarkan sampel yang dipilih dan dikaji melalui teori semiotika, ditemukan ketidakselarasan dalam proses internalisasi melalui paradigma konstruksi sosial. Dimana, tujuan dibuatnya papan bunga tersebut, tidak selaras dengan objek yang direpresentasikan di dalamnya. Sehingga, menghasilkan berbagai macam perbedaan persepsi oleh masyarakat, yang menyebabkan ungkapan ekspresi dari pengirim tidak tersampaikan secara tepat.
Papan bunga sebagai media Desain Komunikasi Visual, menjadi salah satu media yang kurang perhatian untuk diteliti, baik secara penggunaan tanda dan makna melalui objek dan interpretasinya. Sehingga, penelitian ini menawarkan hal baru tentang penggunaan tanda sebagai objek mampu diinterpretasikan oleh audiens secara berbeda dalam kacamata sosiologi, melalui representasi yang telah termanifestasi di dalamnya. Hal ini menjadi titik baru bagi ranah akademik desain. Bahwa penciptaan media, perlu memperhatikan penggunaan objek dan representasinya yang sesuai dengan kehidupan sosial masyarakat di suatu daerah tertentu.
DAFTAR RUJUKAN
 Ahmadi, D. (2008). Interaksi Simbolik. Jurnal Mediator, 9(2), 301--316. https://doi.org/https://doi.org/10.29313/mediator.v9i2.1115
Amin, N. F. (2022). Peran Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Promosi Lilin Aromaterapi di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin. Jurnal Hukum Lingkungan, 1(1), 1--11.
Makarim, F. R. (2023). Mengenal Istilah Flexing di Media Sosial, Penyebab dan Cara Menghindarinya. Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-istilah-flexing-di-media-sosial-penyebab-dan-cara-menghindarinya?srsltid=AfmBOoqixtVuZtJ07XuDxfGrLDM0nzyuerL2XzU2R4c9ZEC0CZo9JP0p
Nilamsari, N. (2014). Memahami Studi Dokumen Dalam Penelitian Kualitatif. Wacana, 8(2), 177--1828. http://fisip.untirta.ac.id/teguh/?p=16/
Pangestuti, M. (2021). Analisis Semiotika Charles S. Pierce Pada Poster Street Harassment Karya Shirley. Jurnal Konfiks, 8(1), 25--33. https://journal.unismuh.ac.id/index.php/konfiksPermalink/DOI:https://doi.org/10.26618/jk/xxxx
Rahardjo, M. (2023). Mengapa Memilih Penelitian Kualitatif? Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. https://humaniora.uin-malang.ac.id/component/content/article/106-artikel/5571-mengapa-memilih-penelitian-kualitatif?Itemid=437
Saputra, I. P. A., Adi, I. A. S. P., & Arthini, N. N. S. (2024). Rangkaian Bunga Papan Antara Keindahan Dan Lingkungan Sebagai Pendukung Pariwisata Berkelanjutan. Paryaaka: Jurnal Pariwisata Budaya Dan Keagamaan, 2(2), 43--52.
Sidik, A. (2018). Analisis Iklan Produk Shampoo Pantene Menggunakan Teori Semiotika Pierce. Technologia: Jurnal Ilmiah, 9(4), 201. https://doi.org/10.31602/tji.v9i4.1533
Turama, A. R. (2016). Formulasi Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons. PENGARUH PENGGUNAAN PASTA LABU KUNING (Cucurbita Moschata) UNTUK SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG ANGKAK DALAM PEMBUATAN MIE KERING, 15(1), 165--175. https://core.ac.uk/download/pdf/196255896.pdf
Wita, G., & Mursal, I. F. (2022). Fenomenologi dalam Kajian Sosial Sebuah Studi Tentang Konstruksi Makna. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 6(2), 325--338. https://doi.org/10.22437/titian.v6i2.21211
Artikel ini ditulis oleh Tim Sukacita, yang beranggotakan:
Muh. Karim Abdul Jabbar (2112755024)
Adam Zidni Ramadhan Athallah  (2112741024)
Adimas Glegar Halistya Pamungkas (2112810024)
Aisyah Mazaya Razanah (2112736024)
Farah Nur Anisa (2112772024)
 Moh. Farhan Maulana (2112791024)
 Sneigia Siska Ani Ariandani (2112797024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H