Mohon tunggu...
Karim Abdul Jabar
Karim Abdul Jabar Mohon Tunggu... -

Menulis Apa Saja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sosok AHY Tak Bisa Dipandang Sebelah Mata

27 November 2017   21:02 Diperbarui: 27 November 2017   21:05 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil survei Poltracking Indonesia baru-baru ini menyimulkan Agus Harimurti Yudhoyono adalah cawapres favorit untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 2019. Nama AHY bersaing ketat dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Dua kandidat ini memiliki gap elektabilitas sebesar 0,4 persen. 

Saya rasa hasil ini tidak terlalu mengejutkan. Sebelumnya hasil polling dari berbagai lembaga survei, nama AHY juga menempati posisi yang bisa bersaing dengan nama-nama lain yang sudah dulu di kancah politik. Sebagai muka baru di kancah perpolitikan, saya rasa AHY pantas mendapatkan hal tersebut. Saya juga melihat AHY sebagai sosok yang muda, handal, dan cekatan. 

Pasca-Pilkada DKI lalu, AHY tidak berhenti begitu saja dalam berkontribusi untuk kemajuan bangsa, khususnya dalam membangun semangat dan optimisme bagi generasi muda. Kunjungan AHY ke daerah-daerah menurut saya merupakan sebuah langkah untuk AHY bisa dekat dan mengenal Indonesia lebih baik. Selain itu, ia juga bertemu tokoh politik kenamaan Indonesia. Dari mereka, AHY juga lantas menyerap berbagai pengalaman dan ilmu. Sikap yang santun dan mampu merangkul semua elemen masyarakat, serta masuk ke berbagai lini dalam perpolitikan Indonesia membuatnya tak bisa lagi dipandang sebelah mata. 

Menyoal jabatan pemerintahan, AHY dikabarkan pernah ditawari kursi menteri oleh Presiden Jokowi. Hal ini sebagai langkah Presiden Jokowi untuk mendekatkan diri kepada Partai Demokrat. Namun, itu tak lantas membuatnya tergiur dan kita bisa melihat AHY tidak duduk di kursi menteri. Saya berpikir dengan ditolaknya tawaran tersebut supaya AHY bisa fokus untuk memperbaiki dan menimbal ilmu dari hasil kunjungannya ke daerah-daerah dan tokoh politik.

Di berbagai kolom komentar media daring saat ini, banyak yang menganggap remeh sosok AHY. Saya bingung atas nada sumbang tersebut. Mengapa ketika orang ingin berkontribusi untuk negerinya, kita memberi cemoohan? Menurut saya biarkan saja AHY memperkaya wawasannya tentang Indonesia. Toh, jika ia mampu, kita tentu ikut senang dan bangga bahwasanya ada anak bangsa yang benar-benar ingin negerinya lebih baik. Buktinya tentu sudah kita lihat belakangan ini.

Hasil survey yang menggambarkan tren positif tersebut mengindikasikan masyarakat nyatanya memang menyukai sosok AHY. Hal tersebut lantas tak membuat AHY langsung besar kepala. Ia mengaku untuk terus berproses dengan sebaik-baiknya. Hingga nanti pada saatnya tiba, AHY mampu tampil dengan pemahaman dan pemikiran terbaik demi kemajuan bangsa ini. 

Menimbang jika AHY terlalu berambisi menurut saya sah-sah saja. Toh, jika memang ia benar-benar mampu dan rakyat menaruh harapan kepadanya mau apa dikata. Masyarakat saat ini dinilai lebih berperan aktif dalam memilih pemimpin. Mereka juga tahu mana pundak yang bisa diandalkan untuk mengangkat bangsa ini menuju cita-cita yang diidamkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun