Mohon tunggu...
karim
karim Mohon Tunggu... Editor - 1205

jangan perna berhenti berbuat baik walau kebaikan mu tak di artikan apa pun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahagia dan Tanggisan

4 Januari 2020   21:06 Diperbarui: 4 Januari 2020   21:21 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pada bulan desember  bertepatan  dimana pada waktu itu aku menyelsaikan kulia S1 ku ada yang aneh bagi ku kerena semua tidak sesuai dengan semua yang ada dalam pikiran ku pikran ku kacau  wajah ku kusam dan hati ku tercabik-cabik aku tak perna berpikir bisa wisuda pada waktu itu ada satu wajah yang kuliat pada waktu  sehinga aku harus meneteskan air mata ku kerna suda tidak kuat menahan air mata itu jatuh .sebelumnya saya jelaskan kenapa begitu ini bukan berati aku tak sangup bayar wisuda atau masala nilaiku  berbicara hal itu semua aku tuntas skripsi ku runtas tidak bermasala  akan tetapi wisuda atau selasai kulia bagi ku bukan tentang mendapatkan IPK yang tinggi tapi tentang tangung jawab tentang amanh gelar yang ku dapatkan berbicara kulia aku menyelsaikannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu empat tahun kan jelas aku tidak bermasala terhadap perkulihan ku.

aku tak menyangka aku wisuda waktu itu aku tersenyum dengan hal itu walau hati pikran ku kacau dan air mata jatuh tapi adah wajah kebahgian yang kuliat waktu itu, yang sangat bahagia dan bangga melihat ku pake toga dan seperti apa para wisuda yang lainnya pake waktu itu dan aku ikut tersenyum melihat wajah keduanya seyum bahagia semua gelisa ku pun hilang walau dihati ku kacau waktu itu.

melihat keduanya tersenyum dan bahagia aku niat kan didalam hati ku "aku persembahkan semua ini untuk mu ayah ibu maaf aku belum bisa memberi apa pun untuk mu terimkasi telah mengantarku sampe menyelsaikan kulia sampai akuu wisuda saat ini " dan hati ku mulai tenang, wajah ku mulai gembira waktu itu. apa lagi aku melihat semua keluarga ku ikut bahagia walau ia tidak tau apa yang kurasakan akan tetapi aku harus bahagia kerna kedua orang tua ku bahagia dan bangga saat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun