Proses mendaur ulang sampah plastik ini terbilang cukup sederhana, dengan menggunakan alat pemotong, dan penggiling maka dihasilkan biji plastik yang siap dipasarkan.
Mula - mula plastik yang telah di beli dari pemulung dan pengepul plastik di cacah oleh mesin pemotong plastik menjadi lebih kecil. Setelah di potong, hasil nya akan di masukan ke dalam mesin pencuci sehingga plastik menjadi bersih dan siap dibentuk.
Sebelum di cacah menjadi beberapa bagian, plastik juga dipisahkan antara plastik hitam dan juga plastik putih. Karena harga dari kedua biji plastik ini berbeda ketika dipasarkan.
Cukup menarik melihat pabrik daur ulang plastik ini. Sangat disayangkan saya tidak dapat melihat mesin yang beroperasi, namun dengan melihat dan dijelaskan oleh pegawai pabrik sudah sangat membantu rasa penasaran saya dalam melihat dan mengelola sampah plastik di area Bantargebang ini.
Setelah asik mengelilingi pabrik plastik, saya memilih untuk mengitari gunung sampah dan berkeliling ke rumah para penduduk sekitar.
Rupanya tidak hanya pabrik plastik di daerah tersebut, namun juga ada beberapa pabrik kardus, gelas, kaca, plastik kusus minyak, dll.
Saya berjalan mengelilingi sampah kurang lebih 15 menit dan melihat betapa kotornya lokasi sampah, juga bau busuk yang menyengat. Tentu merupakan sebuah mirisnya kehidupan di sebuah daerah, harus menghirup bau yang tidak sedap setiap harinya. Tidak hanya bau, namun kondisi air selokan di sekitar tumpukan sampah juga sangat kotor, bahkan berwarna hitam.
Dapat dilihat bahwa betapa tercemarnya air selokan disekitar gunung sampah ini, warna air bahkan berubah menjadi hitam pekat, dengan digenani beberapa sampah.
Air yang seharunya memiliki warna yang jernih dan dapat digunakan oleh masyarakat sekitar, menjadi bau dan berwarna hitam. Selokan yang seharusnya bebas dari sampah, justru memiliki banyak sampah dan bau yang tidak sedap.
Berdasarkan keterangan warga sekitar, air tanah saat ini sudah tidak layak di konsumsi, namun masih dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti untuk mandi dan mencuci pakaian. Namun memang kondisi air sudah tidak jernih lagi, melainkan sudah mulai berwarna agak keruh juga licin apabila digunakan untuk mandi.
Kondisi air disekitar rumah warga juga berbeda-beda, ada yang masih dapat dikonsumsi, ada pula yang sudah tidak dapat di konsumsi. Sejauh ini air tanah tidak berbau, sehingga warga sekitar tidak kesulitan dalam menggunakan air.