By: Karen & Laura
-------------------------
Huft...Â
Helaan napas lelah terdengar dari gadis yang sedang menatap lantai keramik di bawah. Hari senin pagi terasa sama dengan hari-hari yang lainnya.Â
Hampa, lelah, dan menyebalkan. Seperti biasa, Revaya Ganesha Avrgadipta yang dipanggil vaya sudah terlalu lelah mendengarkan omelan dari abangnya Reandra Gabriel Avrgadipta yang dipanggil dra oleh temannya.Â
Terkadang, vaya iri dengan abangnya karena ia selalu mendapatkan perhatian dan kasih sayang oleh orang tuanya. Karena itu, vaya selalu merasa seperti anak buangan karena diabaikan oleh kedua orang tuanya.
Setiap hari pertanyaan yang sama selalu muncul di kepala vaya, apakah anak terakhir ini tidak cukup layak untuk mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya seperti abangnya?
___________________________________
Gadis berambut panjang dan bertubuh kurus itu kembali melakukan kegiatannya memasukan kotak pensil dan beberapa buku paket ke dalan ransel hitam sekolahnya. Setelah selesai, ia duduk melamun di pinggir ranjangnya.Â
Sebenarnya bisa saja ia berangkat sekolah sekarang, hanya aja Revaya takut mendengar ucapan teman-temannya yang jahat.
Revaya melangkah kebawah, melihat kakanya sedang beres-beres. Ia melangkah ke samping kakanya dan membantunya. Setelah selesai, Reandra mengatakanÂ
"Kalau nggak niat bantuin, mending nggak usah bantuin!" Revaya menoleh cepat saat mendengar suara marah Reandra.Â
"Niat! Kalau nggak niat, aku nggak akan bangun pagi buat bantuin beres-beres, lagian cuman salah taruh ember, bang."Ujar Revaya. Pagi hari ini perasaannya sudah terbakar karena ulah abangnya.Â
Tadi setelah membersihkan lantai, Revaya malah menaruh ember bekas air lantai di samping mesin cuci dan bukan di kamar mandi, Jadi reandra mengira itu ember yang biasanya untuk menaruh pakaian kotor.Â
"Maaf, bang" Revaya mengalah.
"Dari semalem aku belom tidur karena ngejar pelajaran, pagi-pagi harus ngurus kamu" ujar Reandra.Â
Ia berjalan diiringi dengan perasaan kesal dan memasuki kamarnya tanpa menunggu jawaban Revaya.Â
Ia membanting pintu kamarnya hingga membuat sang adik terkejut.
Lamunan Revaya menghilang ketika ia mendengar Althea, sang ibu yang memanggil abang nya berkali-kali dari lantai satu.Â
Tetapi, abangnya tidak menjawab dan mendiamkan ibunya. Revaya yang menggunakan seragam putih biru itu melangkah kebawah sambil membawa ransel hitamnya.
"Lho, abang mana? Kok kamu yang turun, ibu manggil-manggil abang buat sarapan bareng" Revaya mematung setelah mendengarkan itu.Â
Ucapan ibunya cukup membuat suasana hati Revaya berubah. Ia mencoba untuk menahan rasanya dan duduk di samping ibunya walaupun sepertianya kehadiranya tidak dianggap oleh ibunya. Â
Revaya merenung duduk di kursi meja makan menatap makanan yang sudah disajikan Althea, sang ibu.
"cepat panggil reandra, kok diem aja vaya?!" ucap kesal Althea sang ibu
"Iya ma.." Gadis itu segera bangun dari meja makan menahan tangis akan bentakan Althea ibunya tersebut.Â
Ia langsung pergi ke atas menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar abangnya, walau ia takut akan bang Reandra marah.
Ia mencoba mengetuk pintunya tok.. tok.. tok.. Ketukan pelan yang dibuat di pintu kamar milik Reandra justru terbuka, memunculkan Reandra berdiri tegak dengan wajah datar dan tatapan tajam membuat Revaya takut berbicara.
Dan akhirnya Reandra pun memulai percakapan itu "Ada apa?" ucap Reandra
"i-i-itu.. m-mama.." kata kata yang keluar dari mulut Revaya membuat ia ingin lari jauh sebab ia takut sekali Reandra abangnya marah.
"Yang bener kalo ngomong!" Tegas Reandra tidak menunggu lama suara Althea sang ibu memanggil Reandra. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â "NDRAA REANDRAA, sini turun makan" teriak AltheaÂ
Reandra turun menuju lantai bawah disusul oleh Revaya menuju meja makan.
Dimeja makan Reandra disiapkan makanan oleh Althea sedangkan Revaya? Tidak diperdulikan sama sekali oleh Althea ibunya maupun Reandra abangnya.
Gadis itu lalu memutuskan pergi berangkat sekolah sendiri dan akan membeli makan di kantin saja, ia berpikir percuma menunggu abangnya tetap saja ia dibiarkan oleh ibunya maupun abangnya sendiri.Â
Revaya pun memesan ojek online untuk mengantarnya kesekolah.
_____________________
Sampai disekolah Revaya pun turun dan disebelahnya terlihat Gadis SMA turun dari mobil dengan seragam dan cup kopi ditangannya.
Revaya menatap gadis itu seperti tidak asing baginya, tapi gadis itu tidak memperdulikan dan memutuskan untuk masuk kelas.
_______________________
Saat isthirahat tiba, Revaya pergi keluar kelas untuk membeli makanan, ia berjalan ke kantin sendiri karena teman-teman sekelasnya tidak ada yang mau berteman dengannya.
Saat Revaya tiba di kantin sekolah, ia memesan bakso dan berjalan ke meja kosong yang tepat berada di ujung lorong kantin.Â
Beberapa menit kemudian seorang Gadis SMA melangkah ke meja Revaya.Â
"Kamu Revaya adiknya Reandra bener?" Ujar gadis SMA itu, "Iya, kamu siapa?" Revaya jawab berpura-pura tidak mengetahui ia siapa.
Lalu Revaya menjawab....
Tunggu kelanjutannya pada part 2
see u!! makasi udh bacaaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H