Mohon tunggu...
Karennina Shinta
Karennina Shinta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Sains Agribisnis IPB

Mahasiswa sarjana program studi Agribisnis dan pasca sarjana Magister Sains Agribisnis (MSA) di Institut Pertanian Bogor (IPB). Selain fokus pada bidang akademik, saya juga gemar ikut kegiatan organisasi kampus dari UKM, himpunan mahasiswa, hingga BEM.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Makanan Bergizi Gratis (MBG): Solusi atau Ancaman Bagi Stabilitas Harga Pangan?

25 November 2024   14:50 Diperbarui: 25 November 2024   15:42 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Presiden Gibran Rakabuming meninjau project makan bergizi gratis di SDN 02 dan 03 Sentul, Kabupaten Bogor. (Kompas/Rahel)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) muncul sebagai salah satu solusi inovatif untuk mengatasi masalah malnutrisi di kalangan masyarakat miskin. Namun, di balik manfaatnya, program ini juga memunculkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap stabilitas harga pangan. Para ekonom dan advokat mengingatkan bahwa program seperti MBG memerlukan perencanaan matang agar tidak menimbulkan inflasi atau merugikan pihak tertentu dalam ekosistem pangan.

Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya akses masyarakat terhadap makanan bergizi. Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan, "Kami terus berupaya memastikan ketersediaan pangan melalui subsidi pupuk dan dukungan bagi petani. Program seperti ini sangat baik, tetapi perlu diimbangi dengan penguatan produksi lokal agar harga tetap stabil." Pemerintah mengalokasikan anggaran besar untuk sektor pangan, termasuk Rp54 triliun untuk subsidi pupuk pada tahun 2024, guna mendukung produksi komoditas strategis seperti beras, jagung, dan sayur-mayur.

Advokat memiliki peran penting untuk mengawal pelaksanaan program MBG, terutama dalam aspek hukum dan keadilan sosial. Advokat membantu memastikan bahwa masyarakat tetap memiliki akses terhadap pangan yang terjangkau meskipun program MBG dilaksanakan. Mereka dapat mengajukan keberatan hukum jika inflasi harga pangan terlalu tinggi, sehingga mengancam kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah. 

Pihak lain yang perlu didampingi yaitu petani. Petani sering kali menjadi pihak yang rentan terdampak ketika permintaan tinggi tidak diimbangi harga yang adil. Advokat dapat membantu petani dalam negosiasi kontrak dengan pemerintah atau penyelenggara MBG, memastikan harga jual hasil panen tetap kompetitif.

Program MBG dapat memengaruhi stabilitas harga pangan jika tidak dikelola dengan baik. Peningkatan permintaan terhadap bahan pangan tertentu dapat memicu inflasi, yang pada akhirnya berdampak pada konsumen yang tidak terlibat dalam program. Sebagai contoh, harga beras di pasar global pernah melonjak akibat kebijakan serupa di beberapa negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun