Review Jurnal “Dampak Perceraian dan Pemberdayaan Keluarga Studi Kasus di Kabupaten Wonogiri” . Muhammad Julijanto, Masrukhin, Ahmad Kholis Hayatuddin. Jurmal Buana Gender Vol. 1, Nomor 1, Januari-Juni 2016 ISSN: 2527-8096 (p); 2527-810x (e) LP2M IAIN Surakarta.
Oleh : Karenna ailiya (212111144)
Hukum Ekonomi Syariah (HES 5D) Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta.
Artikel tersebut membahas tentang maraknya kasus kasus perceraian yang ada di Indonesia, berbagai faktor dapat menyebabkan kasus perceraian meningkat, karena ketidak harmonisan kehidupan keluarga dapat terjadi di berbagai tempat dengan beragam penyebab, baik faktor internal maupun eksternal (Fauziah 2011, 135). Hal hal yang menjadi fokus pembahasan pada artikel tersebut ialah mengapa tingkat perceraian cenderung meningkat dan apa saja faktor penyebabnya, juga membahas sejauh mana peranan pemerintah terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga serta bagaimana upaya upaya yang dilakukan pihak berwenang dalam mengatasi masalah perceraian di daerah daerah di Indonesia.
Menurut artikel tersebut faktor faktor yang menjadi pendorong terjadinya perceraian diantaranya adalah :
Kehidupan Agama
Karena pernikahan sendiri khususnya dalam ajaran agama islam dianggap sebagai ibadah terpanjang karena selain hidup bersama, kehidupan pernikahan juga untuk menjalani ketentuan ketentuan agama yang diperintahkan. Oleh karena itu dianggap sulit jika pernikahan yang dijalani tidak sesuai dengan ajaran agama dan juga dalam pernikahan tersebut tidak menjalankan ajaran agama hal tersebut akan mempengaruhi keharmonisan dalam rumah tangga.
Ekonomi
Ekonomi keluarga menjadi tulang punggung dalam membangun rumah tangga yang baik. Namun kondisi ekonomi yang cenderrung baik belum bisa menjamin terhindarnya sebuah perceraian, masih banyak faktor selain ekonomi diantaranya yang utama adalah sikap tanggung jawab. Karena jika sebuah keluarga terabaikan, maka akan menjadi bibit timbulnya keretakan di tengah masyarakat. Keluarga yang ideal adalah keluarga yang mampu memerankan segala aspek untuk tumbuhnya generasi yang berkualitas, secara moral, mental dan spiritual, berkualitas secara ekonomi yang tidak tergantung kepada masyarakat lain dalam kemandirian ekonomi, namun juga keluarga yang mampu mengembangkan sayap-sayap produktivitasnya.
Lingkungan
Lingkungan tempat sebuah keluarga hidup juga bisa mempengaruhi keharmonisan rumah tangga, karena apabila keluarga tumbuh di lingkungan yang toxic akan memberikan pengaruh buruk kepada kehidupan rumah tangga begitu pula sebaliknya. Namun peran membangun lingkungan yang baik juga harus dimuli dari keluarga yang merupakan lingkup terkecil. Penggunaan Media dan Teknologi Penyebab problem yang mereka alami beragam mulai dari faktor internal hingga eksternal. Persoalan internal biasanya dipicu tekanan ekonomi dan perselingkuhan. Adapun pemicu eksternal di antaranya pengaruh doktrin modernisasi, teknologi, dan ketimpangan gaji antara suami dan isteri yang sama-sama bekerja (suaramerdeka.com. diakses, 22/10/2012).