Mohon tunggu...
Karenina Mega Nathaniela
Karenina Mega Nathaniela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atmajaya Yogyakarta

DAUGHTER OF GOD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Jurnalisme Online dan Jurnalisme Multimedia dari Masa ke Masa di Indonesia? Gimana ya?

17 September 2022   16:13 Diperbarui: 20 September 2022   14:01 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkembangan Jurnalisme Online di Indonesia. Sc: hari-anak-infografis-nasional-internasional-sedunia-page-0001-6328764d08a8b52c50238b22.jpg 

Jurnalisme Online muncul di Indonesia dengan dukungan internet pertama kali pada tahun 1990-an.

Asep Syamsul M. Romli, menuliskan dalam bukunya berjudul "Panduan Mengelola Media Online" menurut (Nuansa, Bandung, 2012) media online adalah media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet.   

Indonet merupakan layanan internet pertama kali yang muncul di Indonesia, yang berdiri pada tahun 1994. Dengan adanya indonet, internet mulai digemari oleh masyarakat luas Indonesia.

Pada 17 Agustus 1994, Indonesia juga memiliki media online yang hadir pertama kali di Indonesia, yakni Republika Online. Dilanjutkan pada tahun 1996, hadirlah Tempo yang mulai memanfaatkan adanya internet sebagai sarana untuk mengungkap pendapat serta informasi-intormasi terbaru pada masa itu, yang berhasil mendirikan tempointeraktif, atau sekarang lebih dikenal dengan www.tempo.co. Pada tahun yang sama, tepatnya pada tanggal 2 September 1996, Bisnis Indonesia mulai mendirikan situsnya.

Setelahnya pada tahun selanjutnya yakni 1997, terdapat surat kabar harian yang berasal dari Sumatera Utara yang disebut "Harian Waspada" dengan situs online Waspada Online. Disusul dengan adanya, kabar harian yang masih ada hingga saat ini yakni Kompas pada tanggal 22 Agustus 1997. Konten-konten yang disajikan pada situs mereka hanyalah koran cetak yang dimasukan dalam website, kecuali tempointeraktif.

Seiring dengan berjalannya waktu dengan adanya surat kabar yang ada, pada tahun 1998 tepatnya tanggal 9 Juli 1998, lahirlah surat kabar baru yakni Detik. Detik memiliki perbedaan dibanding surat kabar lainnya, Detik memiliki basis yang tidak berasal dari media cetak dan tidak terkait dengan tabloid Detik maupun detak. Munculnya Detik dalam bentuk media online disebabkan karena adaya penurunan dalam versi cetak, alasan yang kedua adalah adanya pemikiran agar media yang ada tidak mudah di bredel serta dapat menyampaikan segala informasi dengan cepat, dan luas, oleh sebab itu dibentuklah detik.com.

Pada tahun 2002 sedikit demi sedikit media yang muncul pada akhir 1990-an mulai menghilang dan pada saat adanya krisis, beberapa media berhasil bertahan hingga saat ini, yaitu detik.com dan, kompas.com.      

Media online www.KapanLagi.com yang merupakan media yang berfokus pada hiburan, berdiri pada tahun 2003 oleh Steve Christian.

Selanjutnya pada tahun 2006. PT. Media Nusantara Citra, merubah namanya menjadi MNC meniapkan situs www.okezone.com. Situs milik MNC ini berhasil membangkitkan media online di Indonesia.

Pada 2008, tepatnya bulan Desember, Grup Bakrie yang saat itu sedang mengonsolidasi dua stasiun televisi yakni anak grup dari Visi Media Asia (VIVA) ikut membentuk media online, yakni vivanews.com.

Hingga saat ini, media online Indonesia, kerap digunakan oleh warga Indonesia, bahkan jarang dilihat orang-orang membaca media cetak seperti koran di era saat ini, karena perkembangan media yang sudah sangat maju.

  • Perkembangan Jurnalisme Multimedia di Indonesia

Jenis Jurnalisme Multimedia di Indonesia Sc: https://images.app.goo.gl/9W2d1o2kGrk8MknP7
Jenis Jurnalisme Multimedia di Indonesia Sc: https://images.app.goo.gl/9W2d1o2kGrk8MknP7

Perkembangan teknologi di Indonesia bisa dikatakan semakin cepat, dan canggih pada masanya, keberadaan teknologi ini sangat membantu manusia mengakses, serta mengetahui berita-berita terbaru setiap harinya. Sebagai salah satu bukti yang nyata perkembangan teknologi, saat ini sudah ada Jurnalisme Multimedia yang membantu masyarakat dalam mendapatkan berita serta informasi terbaru setiap harinya.

Menurut (McAdams, 2014) dalam buku "Jurnalisme Multimedia" (Widodo, Y, 2020, h.24) multimedia memiliki arti banyak media. Media sendiri dapat terdiri dari teks, foto, video, audio, gambar, dan lain sebaginya. Mutimedia merupakan kombinasi dari minimal tiga jenis media.

Perkembangan jurnalisme multimedia di Indonesia bukan hal yang seketika muncul di Indonesia. Dahulu masyarakat Indonesia hanya mendapatkan  atau mencari informasi dengan membaca surat kabar. Surat kabar pertama kali milik Indonesia muncul saat masa penjajahan Belanda.

Pada tahun 1615, surat kabar Memories der Nouvellas muncul dan menjadi surat kabar pertama kali di Indonesia. Hingga tahun 1688, surat kabar ini masih ditulis menggunakan tangan. Setelah itu, perlahan baru muncul surat kabar lain yang diciptakan oleh masyarakat pribumi serta masyarakat turunan etnis Tionghoa dengan berbagai macam jenis bahasa, seperti bahasa cina, belanda, jawa, dan lain sebagainya.

Dilanjutkan pada masa penjajahan Jepang, yang menyebabkan dunia jurnalistik mengalami perubahan besar-besaran. Pada masa ini seluruh surat dipaksa menjadi satu untuk bergabung serta isi dari surat kabar tersebut serasi dengan rencana serta tujuan Jepang.

Berlanjut pada masa pasca kemerdekaan, fungsi dari surat kabar menjadi alat untuk mengobarkan semangat perjuangan para pejuang untuk tetap semangat melawan para penjajah.

Peranan penting surat kabar ada pada masa ini, yaitu digunakan untuk memperkuat warga Indonesia agar tidak mudah terhasut oleh Belanda melalui media massa.

Terpuruknya jurnalistik di Indonesia terjadi pada 1 Oktober 1958, dimana banyak surat kabar yang harus ditutup karena para wartawan ditangkap.

Jurnalistik mulai turun lagi, pada masa pemerintahan Ir.Soekarno, dimana Presiden mengeluarka Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 yang menyebabkan semakin sempitnya ruang gerak dan kebebasan pers di Indonesia.

Setelah beberapa bulan berjalan, terdapat peraturan baru dari Departemen Penerangan, yang mewajibkan seluruh media massa dalam bentuk apapun harus didukung oleh minimal satu partai politik atau tiga organisasi massa. Peraturan tersebut menyebabkan banyak surat kabar dan media massa memiliki gaya masing-masing, yang tergantung dari kebutuhan suatu organisasi.

Hingga dikeluarkannya UU Nomor. 40 Tahun 1999 Pasal 8, tentang pers dan kode etik jurnalistik wartawan sebagai perlindungan atas hukum bagi wartawan, dengan adanya UU tersebut dunia jurnalistik di Indonesia mulai berkembang dan dapat melibatkan berbagai kalangan masyarakat.

Hingga akhirnya jurnalistik di Indonesia dapat berkembang dalam bentuk cetak, elektronik, digital, serta dibantu oleh perkembangan internet.

Untuk versi audio bisa temen-temen dengarkan disini ya :

https://open.spotify.com/show/1uFbLQqcyeGEHKpK2FoVe0

Perkembangan Jurnalisme Online di Indonesia. Sc: hari-anak-infografis-nasional-internasional-sedunia-page-0001-6328764d08a8b52c50238b22.jpg 
Perkembangan Jurnalisme Online di Indonesia. Sc: hari-anak-infografis-nasional-internasional-sedunia-page-0001-6328764d08a8b52c50238b22.jpg 

Perkembangan Jurnalisme Multimedia di Indonesia. Sc: hari-anak-infografis-nasional-internasional-sedunia-1-page-0001-63287627165bcf129559a4e4.jpg
Perkembangan Jurnalisme Multimedia di Indonesia. Sc: hari-anak-infografis-nasional-internasional-sedunia-1-page-0001-63287627165bcf129559a4e4.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun