"Tidak Tertib Berkendara adalah Faktor Terbesar yang Menyebabkan Kecelakaan"
ITULAH sepenggal kalimat yang tertera di sebuah e-poster kampanye tertib berlalu lintas yang didengungkan oleh dinas terkait tranportasi dan para pemerhati serta peduli akan keselamatan para pengguna jalan.
Selain itu ada e-poster kampanye lainnya berupa kutipan dari buku Road Safety Annual Report 2021, tertulis 3 orang meninggal dunia setiap jam akibat kecelakaan di Indonesia serta cedera dan kematian menurut klasifikasi kelompok umur.
Kampanye tersebut disampaikan guna menyadarkan kita, betapa banyaknya korban kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di negara ini dan begitu tingginya potensi korban dan juga pelaku untuk mereka yang berusia 15-24 tahun terhadap laka lantas.
Selain itu, memberi penyadaran bahwa ada banyak aspek yang terjadi setelah kejadian laka lantas tersebut berlalu seperti trauma, cacat seumur hidup, dan sebagainya, serta sudah sejauh manakah kita sadar, peduli dan aktif dalam upaya untuk mengurangi terjadinya resiko laka lantas tersebut
Harapannya, semua masyarakat untuk semakin aktif dalam upaya mengurangi risiko fatalitas dan laka lantas yang mungkin terjadi, salah satunya adalah cerdas berlalu lintas dengan mematuhi aturan yang berlaku serta aktif pula mengingatkan ke sesama pengguna jalan, untuk selalu tertib, bijak, dan beretika.
Hal itu khususnya bagi para pegiat sepeda sebagai salah satu pengguna jalan yang sangat rentan menjadi korban laka lantas, seperti tabrak lari, keserempet, dan diseruduk.
Meski selama ini informasi cedera terjatuh atau kematian yang menimpa pesepeda lebih banyak karena alasan kesehatan pesepeda itu sendiri tapi tak sedikit kejadian laka lantas yang korbannya adalah pesepeda, ada yang terluka baik ringan maupun berat, cacat, hingga meninggal dunia.
Kendati demikian, pesepeda tak hanya sebagai korban tapi sekaligus bisa sebagai pelaku atau penyebab kecelakaan itu terjadi, salah satunya karena berperilaku tidak tertib saat bersepeda dan berlalu lintas.
Karena itu, kemudian para pegiat sepeda khususnya dari komunitas pesepeda berbasis gerakan yang peduli akan keselamatan dan ketertiban merasa terpanggil dengan berupaya saling mengingatkan dan melakukan gerakan kampanye budaya bersepeda tertib, bijak, dan beretika baik aksi di lapangan maupun melalui media sosial atau media massa.