Menjelang tengah malam, sebagian pesepeda yang lengkap menggunakan kostum era 40an, menuju "Rumah Penculikan" untuk mengikuti malam pergantian waktu menuju tanggal 17 Agustus pada pukul 00.00 WIB dilapangan bersama lapisan masyarakt lainnya yang cukup banyak. Â Setelahnya, mereka kembali ke penginapan untuk beristirahat.
Esok paginya, sebelum kembali memulai perjalanan mereka memberikan "tali kasih" hasil urunan secara sukarela bagi pewaris "Rumah Penculikan" . Usai foto-foto, para peserta bergegas menuju Bebelan dan menyebrangi sungai menggunakan perahu rakit bamboo yang ditarik manual.
Selanjutnya perjalanan bersepeda kembali dilakukan, melalui perumahan Harapan Baru hingga terminal Pulo Gadung serta mengarah ke Rawa Mangun, lanjut hingga Tugu Proklamasi sebagai titik berakhirnya perjalanan.
Sejak Pulo Gadung, Rawa Mangun, setengah peserta atau 40 pesepeda tidak melanjutkan mengikuti perjalanan hingga titik akhir, karena memang tidak ada kewajiban untuk sampai finish. Mereka yang bersepeda hingga titik akhir tiba menjelang jam 5 sore.Â
Usai foto-foto, semua peserta bubar dan kembali ke rumahnya masing-masing dengan membawa sejuta kesenangan dan kebanggaa serta rasa haru meski raut wajah dan fisik mereka didera kelelahan yang luar biasa.
Mas Jaya menuturkan bahwa kegiatan tersebut semata-mata keinginan sendiri dan kepedulian arti sebuah kemerdekaan serta merayakannya dengan suka cita. Perbedaan usia, komunitas, dan genre sepeda bukan halangan sehingga cair saling toleran walau baru kenal dihari keberangkatan namun serasa sudah berkawan lama.
Lanjutnya, kesungguhan untuk mengikuti bukan karena bayaran, door prize, hadiah, medali, dan sertifikat, membuat suasana terasa asyik dan memunculkan diskusi menarik sepanjang perjalanan. Jangan ditanya urusan berbagi baik makanan maupun minuman (saling traktir ). Â Alhamdulillah perjalanan berakhir tanpa kendala berarti dan yang terpenting semua sehat, selamat, dan tetap semangat.
"Saya percaya, tidak ada kesuksesan yang abadi, sensasi lain dan berbeda pada jalur yang sama menjadi daya tarik untuk diulangi. Perjalanan selalu merindukan perjalanan berikutnya dengan peserta yang sama untuk saling bercerita."Â Ucap mas Jaya dengan penuh semangat.
Jakarta, 17 Agustus 2022.Â