Berawal dari postingan dua rekan pesepeda pada Juli 2014, sebut saja Momon dan Lufthi yang melakukan bersepeda ke Rangas Dengklok, Karawang menuju lokasi rumah tempat Soekarno -- Hatta diculik. Sebuah perjalanan luar biasa sambil mengingatkan anak bangsa tentang sejarah kemerdekaan RI.
Berangkat dari hal tersebut, memicu Mas Jaya  untuk melakukan hal serupa tapi dalam skala lebih besar tapi konsepnya tetap sederhana dengan menggagas kegiatan bersepeda bertajuk Bersepeda Napak Jejak Kemerdekaan Rangas Dengklok. Dilakukan selama dua hari satu malam, 16-17 Agustus 2014 silam.
Melalui Facebook media sosial yang mumpuni saat itu, MJ membewarakan dan mensosialisasikan kegiatan yang diinisiasinya tersebut, dengan harapan banyak pesepeda terutama pegiat adventure atau bike touring yang berminat mengikutinya.
Hasilnya, sekitar 80 pesepeda ikut serta, mereka berasal dari Bekasi, Bogor, Jakarta, Cikarang, Tangerang, dan lain-lain. Para peserta nampak ceria dan penuh semangat serta bangga bisa menjadi bagian dari sebuah perjalanan bersepeda yang bukan sekedar mengayuh tapi mendapatkan wawasan tentang sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI yang sudah berusia 69 kala itu.
Awalnya perjalanan yang semula dianggap mudah ternyata ada hambatan, diantaranya faktor kewilayahan, sedikit lucu karena mereka dianggap tidak ijin atau tidak melibatkan komunitas sepeda setempat yang "merasa memiliki wilayah".
Selain itu, patroli Polisi jalan mempertanyakan ijin perjalanan karena diduga akan membuat kemacetan dan potensial rawan kecelakaan. Namun semua itu, akhirnya bisa diselesaikan dengan baik sehingga perjalanan bisa dilaksanakan., dan menjadi pelajaran kedepan agar lebih cermat  dalam persiapan dan segala sesuatunya.
Sebelum hari H, MJ dan Momon melakukan survey perjalanan dari titik kumpul di sepanjang komplek Islamic Center, Bekasi Barat hingga Tugu Proklamator  Menteng, Jakarta.
Pada saatnya tiba, sejak pukul 6.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), para peserta berangsur-angsur hadir, lalu bergerak memulai perjalan bersepeda sepanjang 182 kilometer selama dua hari satu malam. menysuri Bekasi, Rangas Dengklok, Karawang, dan Tugu Proklamasi, Jakarta.
Perjalanan dari Bekasi menyusuri  jalan lama pantura hingga memasuki Kerawang Barat menuju arah tujuan ketitik 'Rumah Penculikan Soekarno -- Hatta'. Menjelang sore, mereka merapat kesebuah tempat istirahat bernama "Saung Beureum" untuk bermalam disana.
Tiba di sana, mereka disambut hangat dan penuh dengan keakraban dalam sebuah media ramah tamah bersama komunitas mobil, motor, sepeda dan kesenian Kerawang Barat sebagai unsur binaan Kang Herman Pemilik Saung Beureum hingga larut malam dengan api unggun.