Selain itu, penghargaan juga diberikan bagi pemerintah kota atau daerah  yang memenuhi hak dan perlindungan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan masyarakat dalam melakukan aktivitas bersepeda, sehingga layak menjadi kota ramah sepeda.
Ada lima katagori yang mendapat apresiasi tersebut, satu diantaranya adalah Anugrah Insan Publik Ramah Sepeda bagi Gubernur, Walikota/Bupati, Seniman/Artis, Tokoh Rohaniawan/Cendekiawan, Aktivis Perempuan, Inspirator, Unit Usaha, dan Media Massa.
Untuk unsur Inspirator yang mendapat anugrah penghargaan adalah sosok seorang guru. Sebagai peraih anugrah apresiasi tersebut diberikan kepada Rahmat Suprihat, seorang guru sekaligu pesepeda dari Bandung yang aktif dalam gerakan budaya bersepeda dan lingkungan.
Selama ini kiprah atau sepak terjangnya mendapat perhatian dari B2W Indonesia karena dinilai  yang selalu intens dan aktif dalam berkomitment mendorong anak-anak didik, rekan seprofesi, dan masyarakat melalui berbagai gerakan-gerakan yang dilakukannya.
Sekian lama ia wara-wiri di Forum Silaturahmi Sekolah Adiwiyata (FORSSA) yaitu organisasi yang bersinergi dengan program Sekolah Adiwiyata dan memiliki tugas serta tanggung jawab untuk membangun semangat cinta dan peduli lingkungan pada semua warga sekolah, Â salah satunya dengan mencintai program langit biru (berjalan kaki dan bersepeda), sesuai dengan konsep sekolah Adiwiyata itu sendiri.
Ia juga penggagas dan pendamping perwakilan pelajar dari beberapa sekolah binaannya yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 39, SMP BPK Penabur, SMPN 21, dan SMPN 55 dalam satu gerakan bertajuk Sabtu Seru (SS).
SS adalah kegiatan bersepeda bersama setiap hari Sabtu disertai kemasan kegiatan tambahan yaitu melakukan Gerakan Pungut Sampah (GPS) di lokasi-lokasi tertentu. Kebanyakan di taman -- taman, selebihnya di icon-icon kota.
Usai GPS, sambil istirahat kegiatan diakhiri dengan botram atau makan perbekalan bersama, hal ini sebagai bentuk lain dalam gerakan lingkungan yaitu membawa tempat makan (misting) dan minum isi ulang (tumbler). Â
Sabtu Seru tersebut menjadi cikal bakal dari gerakan Nyapedah Sabtu Babarengan (Pelajar Nyasab), dalam bahasa Sunda artinya gerakan bersepeda bersama setiap hari Sabtu yaitu gerakan inisiasi membangun gerakan bersepeda bagi kalangan pelajar.